HUKAMANEWS - Dalam perjalanan menuju Pilkada DKI Jakarta 2024, Ridwan Kamil semakin sering menjadi sorotan publik.
Visi misi Ridwan Kamil untuk Jakarta menitikberatkan pada solusi konkret seperti pembangunan dua waduk guna mengatasi banjir yang sering melanda kota ini.
Ridwan Kamil menegaskan bahwa pembangunan dua waduk ini merupakan salah satu strategi utama dalam visinya untuk mengurangi risiko banjir di Jakarta.
Dengan visi misi yang jelas, Ridwan Kamil berkomitmen untuk membawa Jakarta bebas dari banjir melalui pendekatan infrastruktur seperti waduk yang akan menahan laju air sebelum mencapai ibu kota.
Bakal Calon Gubernur Jakarta ini terus memaparkan berbagai visi dan misinya untuk mengatasi berbagai permasalahan ibukota, termasuk isu banjir yang selalu menjadi masalah klasik di Jakarta.
Pada Minggu, 25 Agustus 2024, Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa ketika ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dirinya telah berkolaborasi dengan Presiden Joko Widodo untuk membangun dua waduk di wilayah Bogor.
Baca Juga: Terobosan Teknologi Kecanggihan AI, Google Rilis Pixel 9 Pro dan Pixel 9 Pro XL
"Dulu saya pernah, (ketika menjabat) Gubernur Jawa Barat, sebenarnya sudah kerja duluan, saya juga bantu kurangi banjir (Jakarta), bersama Pak Jokowi membangun dua waduk di Bogor," kata Ridwan Kamil.
Masalah banjir di Jakarta bukan hanya soal curah hujan tinggi di ibukota, tetapi juga disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah hulu, seperti Bogor.
Air hujan dari daerah hulu tersebut sering kali langsung mengalir deras menuju Jakarta, memperparah situasi banjir.
Dengan adanya dua waduk yang dibangun di Bogor, Ridwan Kamil dan Presiden Jokowi berusaha untuk mengurangi dampak aliran air dari Bogor yang mengalir ke Jakarta.
"Waduk-waduk tersebut berfungsi sebagai penampung sementara air hujan sebelum mengalir ke Jakarta. Itu pembebasan (lahan) koordinasi dengan gubernur dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," jelas Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menambahkan bahwa dengan keberadaan waduk tersebut, air hujan yang turun di Bogor tidak langsung mengalir deras ke Jakarta seperti dulu.