HUKAMANEWS - Ekonomi lesu yang terjadi saat ini, adalah bentuk ketidakpercayaan pasar atau publik atas kepemimpinan politik saat ini.Terutama dengan dinasti politik yang dibangun sukses di kancah nasional.
Gambaran pastinya untuk perhelatan pemilihan kepala daerah atau pilkada yang berlangsung serentak nantinya, tak jauh dari budaya politik uang.Hal ini disampaikan oleh Dr.Nur Hidayat Sardini, S.Sos, S.H , M.Si sebagai Ketua Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan FISIP Undip, Semarang, Senin 15 Juli 2024.
"Politik hasil Pemilu 2024 lalu dengan berbagai kecurangannya, jelas praktek politik uang, bakal berlanjut di pilkada.Apalagi, didepan mata , bansos masih akan ada hingga bulan Desember mendatang," jelas Sardini lebih lanjut.
Baca Juga: Kronologi Penemuan Jasad Sepasang Lansia Membusuk di Jonggol, Polisi Ungkap Penyebab Kematiannya
Lalu bagaimana selanjutnya lebih jauh Nur Hidayat Sardini mendesak para politisi untuk menghentikan drama politik terutama drama bapak anak menantu ini secepat mungkin.
"Pemilih kita ini ambigu, suka mengeluh tapi yang dicoblos yang memberikan uang. 30 persen kita ini sangat irasional," tambah pihaknya.
Kekecewaan atas kondisi politik yang selama ini diperlihatkan di kancah nasional , juga dirasakan di daerah. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menyikapi pilkada mendatang.
"Aromanya yang tercium tidak sedap.Masyarakat jadi sulit bicara, apa - apa jadi membingungkan dengan carut marutnya politik serta ekonomi saat ini.Sudahlah drama politik selesaikan saja sampai disini.Karena tradisi dinasti politik jelas berpengaruh kepada masyarakat," tutup Pilus, sapaan akrabnya.