Kehadiran mereka menunjukkan pentingnya forum ini di mata dunia internasional.
Perdana Menteri Maroko Aziz Akhannouch juga telah mengonfirmasi kehadirannya, meskipun belum tiba di Bali pada saat acara berlangsung.
Selain itu, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis dan Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon juga sudah berada di Bali, siap untuk berpartisipasi dalam diskusi-diskusi penting yang akan digelar selama forum berlangsung.
Tidak hanya kepala negara, welcoming dinner ini juga dihadiri oleh 17 menteri atau pejabat setingkat Menteri dari berbagai negara, termasuk Australia, Brunei Darussalam, Tiongkok, Kongo, Mesir, Prancis, Kenya, Palestina, Filipina, Saudi Arabia, Senegal, Singapura, Tanzania, Timor-Leste, Tunisia, Persatuan Emirat Arab, dan Uzbekistan.
Baca Juga: Pesawat Latih Cessna 172 Jatuh di BSD, Tiga Orang Tewas, Kronologi, Fakta, dan Langkah Penanganan
Kehadiran mereka menambah bobot acara ini sebagai ajang bertukar pikiran dan mencari solusi bagi masalah air global.
Delegasi dari negara-negara lain seperti Brazil, Gambia, Italia, Jepang, Kazakhstan, Meksiko, Mozambik, Belanda, Nigeria, Palau, Qatar, Kepulauan Solomon, Federasi Saint Kitts dan Nevis, Slovakia, Thailand, Turki, dan Vanuatu juga turut hadir.
Tidak ketinggalan perwakilan dari berbagai organisasi internasional seperti EU, Bank Dunia, IPU (diwakilkan DPR), serta Sekjen PBB (UNESCAP) yang semuanya turut serta dalam acara ini.
Forum ini menjadi platform penting bagi Indonesia untuk menunjukkan peran aktifnya dalam isu-isu air global.
Dengan kehadiran berbagai pemimpin dunia dan delegasi dari berbagai negara, diharapkan akan tercipta kolaborasi yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan air yang dihadapi dunia saat ini.
Kehadiran Jokowi dan para menterinya di acara ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencari solusi bersama untuk masalah air global.
Daftar Tamu Penting yang Hadir di Welcoming Dinner World Water Forum:
Baca Juga: Tragedi Pesawat Latih Cessna 172, Mengungkap Rute Penerbangan yang Berujung Tragis