MQ Iswara, Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I Partai Golkar, mengungkapkan bahwa partai telah melakukan seleksi awal yang menghasilkan 61 bakal calon kepala daerah yang kemudian mengerucut menjadi 52 orang.
Dari sisi partai Golkar, mundurnya Atalia dari pencalonan Wali Kota Bandung berarti akan ada penyesuaian strategi dalam menghadapi Pilkada.
Meskipun Atalia mundur, dampaknya terhadap struktur politik internal dan eksternal partai masih terus dinilai dan diadaptasi.
Baca Juga: Pidato Pertama Prabowo Subianto, Kemenangan dan Pesan Persatuan di Penetapan Presiden Terpilih 2024
Proyeksi Masa Depan Politik Atalia Praratya
Dengan pindah ke kursi legislatif di DPR RI, Atalia Praratya tidak hanya meningkatkan kapasitasnya sebagai pembuat kebijakan tapi juga memperluas jangkauan politiknya.
Keberhasilannya meraih suara terbanyak menunjukkan bahwa ia memiliki dukungan yang kuat dari masyarakat, yang bisa menjadi modal berharga untuk ke depannya.
Implikasi Lebih Luas dari Keputusan Atalia
Secara lebih luas, keputusan Atalia untuk tidak maju dalam Pilkada Bandung 2024 dan pilihan karirnya yang baru sebagai anggota DPR RI bisa memberikan perspektif baru tentang peran wanita dalam politik Indonesia.
Baca Juga: Mengapa Kucingmu Mengeluarkan Air Liur Terus? 7 Penyebabnya yang Perlu Kamu Ketahui!
Hal ini juga mengindikasikan dinamika dan likuiditas karir politik di Indonesia, di mana keputusan strategis sering diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pragmatis dan strategis.
Mundurnya Atalia dari Pilkada Bandung mungkin saja mengejutkan beberapa pihak, namun analisis lebih dalam menunjukkan bahwa ini adalah langkah yang diambil dengan pertimbangan matang.
Langkah Atalia berikutnya dalam kancah politik nasional patut diikuti, karena bisa menjadi indikator penting mengenai bagaimana politikus wanita berperan serta dalam menciptakan perubahan politik di Indonesia.***