HUKAMANEWS - Pada Rabu yang lalu, suasana di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, terasa berbeda.
Penuh dengan harap dan gairah demokrasi, karena itulah hari di mana Prabowo Subianto, bersama calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, resmi dinyatakan sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029.
Dalam pidato pertamanya sebagai presiden terpilih, Prabowo tidak hanya berbicara tentang visi dan misi masa depannya, tetapi juga memberikan pesan khusus untuk para rivalnya, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Baca Juga: Mengapa Kucingmu Mengeluarkan Air Liur Terus? 7 Penyebabnya yang Perlu Kamu Ketahui!
Pada momen penting itu, Prabowo mengakui bahwa berdiri sebagai pemenang bukanlah hal yang mudah, mengingat perjalanan politik yang telah dilaluinya.
Ia mengenang kembali bagaimana ia harus menghadapi kekalahan pada pemilihan presiden tahun 2009, 2014, dan 2019.
Pengalaman ini, menurutnya, memberikan pelajaran penting tentang arti sebuah persaingan yang sehat dalam demokrasi.
Empati dan Pengakuan dalam Kemenangan
Dalam pidato yang ditayangkan secara langsung tersebut, Prabowo secara terbuka menyapa Anies dan Cak Imin, mengungkapkan empati terhadap perasaan berat yang mungkin mereka rasakan.
"Mas Anies, Mas Muhaimin, saya pernah berada di posisi Anda, saya tahu senyuman Anda berat sekali itu," ujarnya, menggambarkan bagaimana tekanan dan harapan bisa memberi beban yang tidak ringan.
Baca Juga: Cara Efektif Mencegah Risiko Tersedak pada Kucing: Panduan Lengkap untuk Pemilik
Bersyukur dalam Demokrasi
Lebih jauh, Prabowo dan Gibran mengungkapkan rasa syukur mereka atas kelancaran proses demokrasi yang telah dilalui.
"Tentunya kami bersyukur bahwa kita bersama-sama telah berhasil menjalankan proses demokrasi sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar," imbuh Prabowo.