HUKAMANEWS - Bulan Puasa Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Jawa.
Tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan puasa memiliki keunikan dan kekayaan budaya yang mendalam.
Bulan puasa dan menjalani ibadah puasa bagi masyarakat Jawa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna.
Baca Juga: Membaca Gestur Politik Puan Maharani di Tengah Gelombang Hak Angket dan Interpelasi
Berbagai persiapan dan ritual dilakukan untuk menyambut bulan puasa dengan penuh kegembiraan dan kesakralan.
Berikut beberapa tradisi menyambut bulan puasa yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini:
- Padusan
Tradisi ini merupakan ritual mandi bersama yang dilakukan di sumber air alami, seperti sungai, pemandian, atau pantai.
Makna di balik tradisi ini adalah untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Baca Juga: Siapa Saja Juara Suara di Dapil 3 DPRD Kota Bandung? Temukan Daftar Lengkap Caleg Terpopuler!
- Megengan
Megengan berasal dari kata "megeng" yang berarti "menahan". Tradisi ini dilakukan pada tanggal 20 Sya'ban, satu bulan sebelum Ramadhan.
Masyarakat Jawa biasanya mengadakan kenduri atau makan bersama sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang telah diterima selama setahun.
- Nyadran
Tradisi ini merupakan tradisi membersihkan makam leluhur yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan membersihkan makam, mereka dapat mendoakan leluhur agar diampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kucing Anda Tidak Mau Makan, Simak Solusi Cepat untuk Pemilik Anabul yang Peduli