nasional

Kronologi Kejadian hingga Penyebab Angin Puting Beliung di Bandung dan Rancaekek, Simak Analisis BMKG Terbaru

Jumat, 23 Februari 2024 | 20:30 WIB
Analisis BMKG mengungkap penyebab angin puting beliung di Bandung dan Rancaekek. (PMJ News / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Pada Rabu, 21 Februari 2024, kawasan Rancaekek Kabupaten Bandung serta beberapa kecamatan di Sumedang dihantam oleh angin puting beliung atau yang kerap disebut tornado.

Kejadian angin puting beliung ini merusak banyak rumah dan bangunan, menyisakan kepedihan bagi banyak keluarga.

Melalui penjelasan dari Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, kita bisa memahami kronologi serta penyebab di balik musibah ini.

Baca Juga: Mantan Hakim MK Maruarar Siahaan: Bukti Kecurangan Suara Kongkrit Pasangan Prabowo Gibran Bisa Diskualifikasi

Menurut Teguh Rahayu, kejadian tersebut berawal dari hujan dengan intensitas tinggi yang disertai oleh angin pada pukul 15.30.

Hal ini menjadi pemicu awal dari terjadinya angin puting beliung yang menerjang.

Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu muka laut di Indonesia pada hari tersebut relatif hangat, mendukung suplai uap air ke wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo: Saya Simpel Tapi Serius, Lihat Pemilunya Begini Ya Hak Angketlah

Kelembaban udara yang berkisar antara 45 hingga 90 persen juga turut memainkan peran penting dalam kejadian ini.

Lebih lanjut, pada hari yang sama, terpantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia bagian barat Pulau Sumatera.

Faktor-faktor ini, bersamaan dengan indeks labilitas yang berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat, memberikan potensi meningkatnya pertumbuhan awan konvektif.

Baca Juga: Debat Sengit Refly Harun dan M Qodari, Refly Sebut Qodari Gak Jantan Ngaku Independen Tahunya Main di Belakang Kubu 02

Dari analisis cuaca yang dilakukan, terungkap bahwa angin puting beliung ini merupakan dampak dari pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb), yang pada akhirnya memicu terjadinya hujan lebat.

Peningkatan aktivitas awan Cb inilah yang menjadi pemicu utama dari terjadinya angin puting beliung yang merusak banyak daerah.

Melalui pemahaman ini, kita dapat melihat betapa kompleksnya alam dan bagaimana faktor-faktor seperti suhu muka laut, kelembaban udara, dan pola sirkulasi siklonik dapat berinteraksi secara kompleks, membentuk kondisi yang mendukung terjadinya bencana alam seperti angin puting beliung.

Halaman:

Tags

Terkini