"Masyarakat yang memiliki data seringkali baru menunjukkannya saat ditanya, sementara yang terdaftar dalam data tidak mencakup mereka yang sebenarnya memiliki lahan ilegal," paparnya.
Menariknya, Mahfud MD membuka tabir tentang praktik buruk yang sering kali disembunyikan oleh para mafia lahan.
"Mereka menyampaikan ini sebagai rahasia atas nama keterbukaan informasi publik, namun hal tersebut tidak dapat diterima. Rahasia bukanlah alasan untuk merahasiakan data perampasan tanah-tanah rakyat atau kasus-kasus penyerobotan lahan sawit," tambahnya.
Baca Juga: Gibran Ungkap 5 Juta Peluang Lapangan Kerja di Sektor Kelestarian Lingkungan atau ‘Green Jobs’
Lebih lanjut, Mahfud MD menggarisbawahi pentingnya data yang dimiliki oleh masyarakat dalam menyelesaikan akar permasalahan lahan ilegal.
Menurutnya, data tersebut menjadi basis yang tak tergantikan untuk menemukan solusi yang komprehensif.
"Jika kita benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini, data yang dimiliki oleh masyarakat menjadi pondasi utama untuk penyelesaiannya," tegasnya.
Baca Juga: Jelang Debat, Gibran Banyak Istirahat, Prabowo Tak Banyak Beri Wejangan
Pada tema debat kedua cawapres ini, yang menyoroti pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa, Mahfud MD mengakhiri pandangannya dengan menegaskan bahwa keterbukaan informasi adalah kunci utama menuju penyelesaian lahan ilegal yang meresahkan. ***