HUKAMA NEWS - Dalam menghadapi kritik dari dua calon presiden, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, terkait data pertahanan, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menyatakan keberterima kasihan bahwa Prabowo Subianto tidak membuka data pertahanan di forum debat yang ditonton masyarakat luas.
Menurutnya, keputusan ini merupakan langkah tepat, mengingat data pertahanan bersifat rahasia dan berkaitan erat dengan kekuatan kemiliteran Indonesia.
Nusron Wahid menekankan perbedaan karakteristik data pertahanan dengan data investasi atau perkembangan ekonomi yang umumnya dapat diakses melalui website resmi pemerintah.
Dilansir HukamaNews.com dari Antara News, data pertahanan bersifat rahasia karena berkaitan erat dengan keamanan nasional, dan jika dibuka ke publik, bisa menyebabkan tersebarnya rahasia kemiliteran ke seluruh dunia.
"Dunia jadi tahu apa jeroan pertahanan kita. Itu yang tidak bagus," ungkap Nusron Wahid, menjelaskan bahwa membuka data tersebut dapat membahayakan keamanan nasional Indonesia.
Ia menilai bahwa Prabowo Subianto sebagai seorang negarawan yang paham dan tahu konsep dan strategi pertahanan, berbeda dengan kedua calon presiden lainnya yang dianggap kurang memahami strategi pertahanan.
Pada debat ketiga Pemilihan Presiden 2024, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan secara kompak mengkritik kebijakan pengadaan alutsista oleh Prabowo selaku Menteri Pertahanan.
Kritik tersebut mencakup perencanaan pertahanan dan masalah kesejahteraan prajurit TNI.
Prabowo merespons kritik tersebut dengan menegaskan bahwa data yang disampaikan kedua calon presiden tersebut keliru.
Ia juga mengundang keduanya untuk bertemu di luar sesi debat guna membahas lebih lanjut.
Menanggapi hal ini, Nusron Wahid menilai bahwa kritik yang dilontarkan oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menunjukkan ketidakpahaman mereka terhadap strategi pertahanan.
Ia membandingkan Prabowo Subianto sebagai seorang negarawan yang paham konsep dan strategi pertahanan dengan Ganjar Pranowo yang disebutnya sebagai politisi yang tengah menghadapi penurunan popularitas.