Tutut Wakili Keluarga Terima Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: “Pro dan Kontra Itu Wajar, Asal Jangan Ekstrem”

photo author
- Senin, 10 November 2025 | 14:34 WIB
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut) mewakili keluarga menerima penghargaan gelar Pahlawan Nasional untuk alm. Presiden ke 2 RI Soeharto.
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut) mewakili keluarga menerima penghargaan gelar Pahlawan Nasional untuk alm. Presiden ke 2 RI Soeharto.

HUKAMANEWSPresiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Besar TNI (Purn) H. M. Soeharto dalam upacara peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Soeharto menjadi salah satu dari sepuluh tokoh bangsa yang menerima penghargaan tertinggi dari negara atas jasa dan kontribusinya di bidang militer, politik, dan pembangunan nasional. 

Putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), hadir mewakili keluarga untuk menerima tanda kehormatan tersebut. Dalam keterangannya, Tutut menyebut perbedaan pandangan masyarakat terhadap ayahnya merupakan hal yang wajar selama tidak menimbulkan perpecahan.

“Pro-kontra kan masyarakat Indonesia tuh macam-macam ya. Ada yang pro, ada yang kontra, itu wajar-wajar saja. Yang penting jangan ekstrem. Kita harus tetap jaga persatuan dan kesatuan,” ujar Tutut usai upacara penganugerahan di Istana Negara.

Pemberian gelar ini menjadi peristiwa bersejarah mengingat Soeharto selama lebih dari dua dekade memimpin Indonesia dan meninggalkan jejak besar dalam bidang ekonomi dan pertahanan.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa keputusan pemerintah didasarkan pada proses seleksi dan kajian mendalam yang melibatkan berbagai pihak.

“Jasa-jasa mereka itu jelas, konkret, dan sudah melalui proses seleksi yang panjang,” ujar Fadli di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Menurut Fadli, tim kajian menelusuri berbagai catatan sejarah terkait peran Soeharto dalam perjuangan militer.

“Pak Harto ikut pertempuran di Ambarawa, lima hari di Semarang, juga memimpin Operasi Mandala dalam perebutan Irian Barat,” ungkapnya.

Selain kiprah di medan perang, Soeharto juga disebut memiliki andil besar dalam pembangunan nasional.

Fadli menyoroti program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang menjadi tonggak pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di masa Orde Baru.

“Program tersebut membantu mengatasi inflasi yang kala itu mencapai 600 persen dan memperbaiki kondisi ekonomi nasional,” ujar Fadli.

Menjawab polemik publik mengenai rekam jejak Soeharto, Fadli menegaskan bahwa berbagai tuduhan terhadap mantan presiden ke-2 RI tersebut sudah melalui proses hukum dan tidak terbukti.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Rekomendasi

Terkini

X