Kontroversi Influencer Ferry Irwandi vs TNI: Siapa yang Benar, Siapa yang Hoaks?

photo author
- Selasa, 9 September 2025 | 06:00 WIB
Influencer Indonesia, Ferry Irwandi yang kini dilaporkan Dansat Siber TNI ke Polda Metro terkait dugaan tindak pidana.
Influencer Indonesia, Ferry Irwandi yang kini dilaporkan Dansat Siber TNI ke Polda Metro terkait dugaan tindak pidana.

HUKAMANEWS - Polemik antara influencer Ferry Irwandi dan Markas Besar TNI memasuki babak baru. Nama Ferry, yang dikenal vokal melalui media sosial dan kanal YouTube miliknya, resmi dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Senin (8/9/2025). Laporan itu diajukan oleh Mabes TNI dengan dugaan tindak pidana, setelah sebelumnya dikonsultasikan oleh Komandan Satuan Siber Mabes TNI dengan pihak kepolisian.

Langkah hukum tersebut sontak menjadi sorotan publik. Bukan semata karena status Ferry Irwandi sebagai seorang influencer dengan pengikut yang cukup besar, melainkan juga karena rekam jejak keterlibatannya dalam sejumlah aksi demonstrasi yang belakangan mengguncang Ibu Kota.

Di tengah riuhnya pemberitaan, Ferry Irwandi merespons melalui akun Instagram pribadinya, @irwandiferry. Ia menegaskan tidak akan menghindar dari proses hukum.

Baca Juga: Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

“Saya tidak lari ke mana-mana. Setelah nomor saya didoxxing pun saya tidak pernah mengganti nomor. Jadi kalau ada yang bilang pernah coba menghubungi, saya tidak pernah dikontak,” tulisnya.

Lebih jauh, ia menyampaikan kesiapannya menghadapi konsekuensi dari laporan itu, termasuk bila harus menjalani hukuman penjara.

“Saya tidak pernah dididik menjadi pengecut. Ide tidak bisa dibunuh atau dipenjara,” kata Ferry.

Pernyataan ini menambah tebal aura perlawanan yang selama ini melekat pada dirinya.

Awal Kontroversi

Kontroversi bermula ketika Ferry muncul sebagai narasumber dalam siniar YouTube Rakyat Bersuara yang tayang pada Selasa (2/9/2025). Dalam perbincangan itu, ia mengungkap adanya peristiwa penangkapan seseorang yang diduga intel saat aksi demonstrasi di Jakarta, akhir Agustus.

Menurut Ferry, publik menjadi bingung karena dua institusi negara memberikan keterangan berbeda. Di satu sisi, kepolisian menyatakan telah menangkap seorang provokator yang memegang identitas TNI. Namun, Pusat Penerangan (Puspen) TNI menepis kabar tersebut dan menyebutnya sebagai hoaks.

Baca Juga: Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

“Jadi siapa yang harus dipercaya, polisi atau TNI?” ujar Ferry yang merupakan pendiri YouTube Malaka Project.

Pertanyaan retoris itu menggelinding cepat, diperbincangkan ulang oleh publik di media sosial, hingga akhirnya menyeret dirinya dalam pusaran persoalan yang lebih besar.

Bagi Ferry, perbedaan klaim antara dua institusi penegak hukum negara itu bukan sekadar persoalan teknis. Ia menilai dampaknya jauh lebih serius, yakni menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap negara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X