Hingga berita ini diturunkan, pihak KAI belum memberikan pembaruan terkait pengoperasian normal kembali untuk lintasan menuju Stasiun Palmerah. Situasi di lapangan masih dipantau aparat keamanan.
Sejumlah penumpang mengaku kecewa dengan kondisi tersebut.
“Saya harus turun di Palmerah, tapi akhirnya hanya sampai Kebayoran dan lanjut ojol. Jadi dua kali lipat biaya dan waktu,” keluh Rina, salah satu penumpang KRL jurusan Rangkasbitung.
Di media sosial, warganet juga ramai mengeluhkan kondisi ini. Banyak yang menyoroti lemahnya pengamanan akses publik di sekitar DPR yang berimbas pada transportasi harian masyarakat.
Peristiwa ini kembali menegaskan rentannya layanan transportasi publik terganggu oleh dinamika sosial dan politik di ibu kota.
Baca Juga: Wakil Rakyat Itu Akhirnya Minta Maaf Atas Aksinya Joget Sound Horeg, Maaf Telah Melukai Rakyat
KAI Commuter memastikan tetap memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan penumpang sambil menunggu situasi kondusif di lapangan.
Masyarakat diimbau terus memantau informasi terbaru dari kanal resmi KAI Commuter untuk mengantisipasi keterlambatan perjalanan akibat dampak demo di sekitar Gedung DPR RI.***
Artikel Terkait
Ngotot Masih Bertahan Sebagai Bupati Pati, Sudewo Bakal Hadapi Demo Warga yang Lebih Besar Pada 20 Agustus
Muak dengan Joget-joget Anggota DPR dan Fantatis Gaji yang Diterima, Seruan Aksi Demo Besar-besaran 25 Agustus untuk Bubarkan DPR!
Massa Demo Depan DPR Keos, Pendemo Sempat Masuk Tol Dalam Kota dan Lalin Terganggu, Polisi Gunakan Water Cannon
Aksi Demo Mahasiswa Ingin Bubarkan DPR Sudah Ricuh pada Minggu, Jelang Satu Hari Aksi 25 Agustus Demo Besar-besaran
1.250 Personel Gabungan Dikerahkan Kawal Aksi Demo di DPR, Polisi Janjikan Pendekatan Humanis