HUKAMANEWS - Partai Demokrat dengan tegas membantah tuduhan yang menyebut mereka berada di balik isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui akun X (Twitter) @PDemokrat, partai berlambang mercy itu menyebut tudingan tersebut sebagai fitnah keji dan bagian dari upaya adu domba politik nasional.
Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, menyatakan bahwa insinuasi terhadap Demokrat sebagai dalang isu ini tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga berpotensi merusak relasi politik antar elite nasional.
“Fitnah terhadap Demokrat dalam isu ijazah ini adalah upaya tidak etis yang jelas bertujuan memecah belah,” tegas Herzaky, Senin (28/7/2025).
Pernyataan ini muncul menyusul kembali mencuatnya isu lama terkait keaslian ijazah Presiden Jokowi yang disuarakan oleh Roy Suryo, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga dikenal sebagai pengamat telematika.
Namun, Herzaky menegaskan bahwa Roy Suryo sudah tidak lagi menjadi bagian dari Partai Demokrat sejak 2019. Roy, menurutnya, mengundurkan diri karena sudah tidak sejalan dengan arah dan kebijakan partai.
“Roy Suryo bukan kader Demokrat. Jadi, segala pernyataannya tidak bisa dikaitkan dengan partai ini,” kata Herzaky, menampik adanya keterlibatan Demokrat dalam menyebarkan isu yang kembali ramai di media sosial pasca Jokowi menghadiri reuni Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu lalu.
Relasi Jokowi–SBY Masih Harmonis
Herzaky juga mengingatkan bahwa relasi antara keluarga Presiden Jokowi dan keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terjalin baik dan saling menghormati.
Ia merujuk pada kehadiran Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dalam Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta kunjungan Gibran saat SBY menjalani perawatan di RSPAD.
“Pak Gibran dan Mas Kaesang datang ke Kongres Demokrat. Sebaliknya, kami pun hadir dalam Kongres PSI. Jadi, tidak ada friksi di antara dua keluarga besar ini,” ujarnya.
Ia mengecam keras pihak-pihak yang mencoba memecah hubungan harmonis tersebut dengan menjadikan isu ijazah sebagai alat provokasi. Menurut Demokrat, narasi yang dibangun untuk menyerang Jokowi sekaligus menuduh Demokrat sebagai penyebarnya adalah upaya sistematis yang tidak bertanggung jawab.
Demokrat menutup pernyataan resminya dengan imbauan kepada semua pihak agar tidak memancing di air keruh.
“Kami berharap semua aktor politik menahan diri dan tidak menjadikan ruang publik sebagai arena provokasi,” pungkas Herzaky.***
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi dan Cermin Politik Kita
Ijazah Jokowi, Desakan Copot Gibran, dan Ambruknya Akal Sehat Demokrasi
Kelakar Ijazah dan Politik Reuni Jokowi di Kampus Kehutanan UGM