HUKAMANEWS – Mengingat masih harus menyesuaikan keakuratan data antara berbagai Kementerian, Badan Pusat Statistik (BPS) pilih menunda rilis data kemiskinan dan tingkat ketimpangan yang semula dijadwalkan keluar pada hari Selasa, 15 Juli 2025.
"Mohon maaf kami sampaikan bahwa, mengacu kepada pengumuman resmi BPS di website (www.bps.go.id), bersama ini kami sampaikan penundaan Rilis Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan," demikian pernyataan resmi dari BPS, Selasa, 15 Juli 2025.
BPS menyatakan penyesuaian ini dilakukan sebagai langkah memastikan ketepatan dan kualitas data yang dirilis, sehingga data yang diberikan kepada publik benar-benar akurat dan dapat dipercaya.
"Dalam rangka memastikan ketepatan dan kualitas data, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menunda waktu rilis angka kemiskinan dalam beberapa waktu yang akan kami umumkan segera," lanjut pernyataan tersebut.
BPS menegaskan penyesuaian waktu rilis ini merupakan bagian dari komitmen lembaga dalam menghadirkan data dan informasi statistik yang berkualitas bagi seluruh pengguna data.
"Penyesuaian ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data dan informasi statistik yang akurat dan terpercaya bagi seluruh pengguna data," ujar BPS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar mengatakan bahwa DTSEN adalah integrasi data pertama kali sepanjang sejarah Indonesia. Hal tersebut disampaikan saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Selasa, 15 Juli 2025.
"Adanya integrasi pertama kali Indonesia punya data terintegrasi," ucapnya.menjawab pertanyaan adanya sekitar 7 juta data yang keluar dari daftar penerima PBI.
"Bapak ibu kita perhatikan 7 juta itu, 5 juta status NIK tidak aktif. Kami saling melakukan perapihan data kementerian dan lekukan koherensi data kementerian," katanya.
Baca Juga: Timnas U-23 Berhasil Libas Brunei Darussalam 8:0, Erick Thohir Pesan Jangan Besar Kepala Dulu
"Ini tentunya sepakat dengan dukcapil NIK tidak aktif orang itu tidak ada di DTSEN ini merupakan proses melakukan rekon dan perapihan agar sinkron dan koheren," sambungnya.
Ia juga mengatakan dalam proses transisi penyatuan data BPS melakukan berbagai kolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
Artikel Terkait
Kemiskinan Bertambah Sebagai Efek Kenaikan Harga Beras, Negara Harus Hadir Lho
Turunkan Angka Kemiskinan, Jawa Tengah Buka Akses Lebar Untuk Masyarakat Kurang Mampu
Ingin Entaskan Kemiskinan, Gubernur Jawa Tengah Pilih Kirim 100 Siswa ke Korea Selatan
Dewan Ekonomi Nasional Siap Duduk Satu Meja Bersama BPS, Angka Kemiskinan Siap Dirombak
Peta Baru Kemiskinan Global dan Korupsi yang Mengakar: Saatnya Prabowo Menepati Janji