HUKAMANEWS - Operasi yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), pada Senin (12/5), menyebabkan ledakan dahsyat.
Akibatnya 13 orang tewas.
Para korban, yang identitasnya masih dikonfirmasi, dibawa ke Rumah Sakit Pameungpeuk.
Di antara yang tewas adalah kepala gudang Puspalad Garut.
Ledakan tersebut menyebabkan luka parah, dengan laporan bahwa korban mengalami kerusakan tubuh yang sangat serius, terutama pada perut dan kaki.
Tingginya jumlah korban sipil kemungkinan warga setempat mencari sisa amunisi untuk dijual sebagai besi tua.
Lokasi tersebut, yang berada di dekat pantai selatan, secara rutin digunakan oleh TNI untuk memusnahkan amunisi usang.
Baca Juga: Mahasiswi ITB Dijerat 12 Tahun Penjara, Apa Kabarnya Fufufafa Milik Gibran, Hina Prabowo Bertahun-tahun Tak Tersentuh Hukum?
Pihak kecamatan setempat juga telah diberi tahu seminggu sebelumnya tentang rencana pemusnahan ini.
TNI telah mengkonfirmasi insiden tersebut, namun belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab pasti tingginya angka kematian.
Peristiwa ini menarik perhatian besar.
Dengan unggahan di media sosial X mencerminkan keterkejutan dan duka, serta beberapa kritik terhadap langkah-langkah keamanan operasi tersebut.
Salah satunya unggahan menyoroti skala tragedi ini, mencatat kondisi tubuh korban yang sangat parah.
Ini juga mengingatkan pada pola global kecelakaan amunisi, seperti ledakan di Lagos pada tahun 2002 atau ledakan di Wardha, India pada tahun 2018.
Amunisi yang rusak atau penanganan yang tidak aman menyebabkan kerugian jiwa yang signifikan.***
Pihak kecamatan setempat juga telah diberi tahu seminggu sebelumnya tentang rencana pemusnahan ini.
TNI telah mengkonfirmasi insiden tersebut, namun belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab pasti tingginya angka kematian.
Peristiwa ini menarik perhatian besar.
Dengan unggahan di media sosial X mencerminkan keterkejutan dan duka, serta beberapa kritik terhadap langkah-langkah keamanan operasi tersebut.
Salah satunya unggahan menyoroti skala tragedi ini, mencatat kondisi tubuh korban yang sangat parah.
Ini juga mengingatkan pada pola global kecelakaan amunisi, seperti ledakan di Lagos pada tahun 2002 atau ledakan di Wardha, India pada tahun 2018.
Amunisi yang rusak atau penanganan yang tidak aman menyebabkan kerugian jiwa yang signifikan.***
Artikel Terkait
Kapuspen TNI: Innalillahi, Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang, Empat Korban Diantaranya Prajurit TNI
Detik-detik Amunisi Kadaluarsa Diledakkan TNI, Terdengar Dua Kali Ledakan yang Cukup Keras, Tak Disangka 13 Korban Tewas
Sambil Menunggu Otopsi, Kapuspen TNI Selidiki Adanya Keberadaan Sipil Dalam Ledakan Amunisi di Garut
Teledorkah TNI Hingga Pemusnahan Amunisi Kadaluarsa Tiba-tiba Meledak? Ini Penjelasan Kadispenad Mengapa Amunisi Meledak Padahal Kondisi Sudah Aman
Pemusnahan Amunisi Berujung Petaka, 13 Tewas, SOP TNI Dipertanyakan, Ada yang Disembunyikan?
Ledakan Amunisi Susulan di Cibalong Garut Bikin Geger, 11 Warga Sipil Tewas Saat Cari Sisa Logam Militer, SOP TNI Dipertanyakan