Ketika Harga Beras Masih Naik Turun, Yakin Indonesia Mau Ekspor Beras?

photo author
- Selasa, 29 April 2025 | 16:09 WIB
Ilustrasi. Harga beras yang melambung tinggi, saatnya masyarakat beralih ke sumber karbohidrat pengganti nasi.
Ilustrasi. Harga beras yang melambung tinggi, saatnya masyarakat beralih ke sumber karbohidrat pengganti nasi.

HUKAMANEWS – Ketika seluruh daerah bersemangat menggenjot ketahanan pangan, Presiden Prabowo Subianto memberi lampu hijau untuk ekspor beras hasil panenanke negara-negara yang membutuhkan. Namun ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi justru menyampaikan pesan yang berbeda. Menurutnya ekspor beras belum akan dilakukan dalam waktu dekat. 

"Pak Presiden itu orang yang humanity-nya sangat tinggi. Begitu melihat negara atau tetangga kurang beras, yang dipikirkan oleh beliau itu bagaimana membantu," ujar Arief saat ditemui di kantornya, Selasa, 29 April 2025.

Meski demikian Arief mengingatkan bahwa Indonesia masih harus memastikan cadangan pangan dalam negeri cukup sebelum mulai mengirim beras ke luar negeri. Ia mengibaratkan situasi ini seperti prosedur keselamatan dalam pesawat.

Baca Juga: May Day 1 Mei Besok, 39 KA Dari Stasiun Gambir dan Pasarsenen Berhenti di Stasiun Jatinegara, Cek Daftarnya!

"Sama kayak naik pesawat udara, kamu kalau naik pesawat udara, kalau terjadi sesuatu, amit-amit, kita kan pakai masker oksigen buat kita sendiri dulu kan, baru menolong orang. Jadi, kita ini kemarin masih menyiapkan cadangan pangan pemerintah kita," katanya.

Saat ini, menurut Arief, Indonesia sedang berada di masa panen dan tengah menghitung ulang stok yang dimiliki. Tujuannya jelas, memastikan cukup tidaknya cadangan sampai akhir tahun.

"Stok cadangan beras kita di Bulog ada 2 juta ton, kemudian ditambah 1,5 juta ton (serapan panen saat ini), itu sekitar 3,5 juta ton. Insyaallah kalau panennya semua normal aja, sampai tahun 2026 atau 2027 itu cukup. Tapi kita tidak pernah tahu, sehingga cadangan pangan itu penting," terang dia.

Baca Juga: Profil Cak Lontong yang Jarang Diketahui, Lulusan Elektro Kini Resmi Jadi Komisaris Ancol

Arief pun tidak menampik ihwal Presiden Prabowo Subianto telah memberikan restu ekspor. Tapi, ia menekankan, keputusan teknis tetap menunggu penghitungan neraca pangan.

"Presiden kita bilang, boleh silahkan kalau mau diekspor. Tapi kalau saya menyarankan, sebaiknya kita penuhi cadangan pangan dulu. Kemudian nanti kita hitung ulang. Kecuali kemarin udah yang perlu, kita langsung bisa kirim," ujarnya.

Pihaknya secara bijak mengingatkan produksi tidak akan terus naik. Ada masanya akan menurun. Ini yang membuat pihaknya tidak bisa memastikan kapan ekspor beras dilakukan.

Baca Juga: Optimis Aset Danantara Tembus 1 Triliun US Dolar, Presiden Prabowo Ancang-ancang Bakal Pecat Jajaran Direksi BUMN Nakal

"Tapi kan ini besok produksi tidak naik terus, ada turun. Itu lemahnya itu, kita kalau di ilmu konstruksi itu cup and fill, itu nanti buat yang di akhir tahun," jelasnya.

Arief juga menyebut hingga kini belum ada penugasan resmi, baik kepada Bulog maupun pihak swasta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X