Diganjal dalam Ajang Pilkada DKI, Anies Baswedan Tak Sakit Hati, Cuma Warning Demokrasi dalam Bahaya

HUKAMANEWS - Meski diganjal belum juga berlaga di Pilkada DKI 2024 tak membuat Anies Baswedan sakit hati.

Saat kalah dalam Pilpres kemarin pun, Anies sama sekali tak merasa sakit hati.

Apalagi untuk ajang Pilkada yang juga ia ikuti belum apa-apa sudah diganjal.

Tak ada rasa marah apalagi sakit hati.

"Karena ini adalah suatu proses yang kita semua tahu bahwa di ujung akan ada yang ditetapkan yang terpilih dan tidak terpilih, pasti," kata Anies saat hadir di podcast Merry Riana, dikutip Selasa (8/10).

Baca Juga: Pamer 4 Istri Saat Kampanye, Cak Arlan Cawalkot Prabumulih Bikin Heboh!

Menurut Anies, ibarat suatu pertandingan seperti badminton, maka pasti hanya ada satu pemenang tidak mungkin dua-duanya menang.

"Jadi sesuatu yang kita tahu masuk ke pertandingan badminton kita tahu, satu masuk ke champion dan satu akan masuk ke runner up," kata Anies.

"Gak mungkin dua-duanya champion, nah begitu juga ketika Pilkada," ucapnya.

Namun melihat proses dirinya ditiadakan dalam ajang Pilkada, Anies menilainya sebagai pertanda buruk untuk proses demokrasi.

Baca Juga: Digelar Hari Ini, Sidang Gugatan Rp5.246 Triliun ke Jokowi, Drama Hukum Rizieq Shihab yang Bikin Geleng Kepala!

"Saya rasa Pilkada ini warning tentang demokrasi kita, bukan buat pribadi Anies. Ketika kita memilih untuk memiiki kehidupan demokrasi dan itu dengan pola negara yang modern, dengan prinsip-prinsip demokrasi bahkan yang monarki dengan konstituasional monarch, ada proses. Demokrasi adalah pengelolaan modern," jelas Anies.

"Nah demokrasi harus menjaganya, proses pemilu dan lain-lain. Satu ada wasit, pengelola itu netral, kedua ada ruang untuk yang bertanding, berarti ada lawan dan ketiga, ada aturan main yang ditetapkan."

"Kalau wasit dikendalikan penyelenggara, lawan ditiadakan, ketiga aturan main diubah-ubah, berarti aturan demokrasi itu dalam keadaan bahaya," kata Anies.