HUKAMANEWS - Petani mulai resah menjelang panen raya beras yang diperkirakan akan datang pada bulan Maret -April 2024 mendatang. Bukan resah dengan berapa besar panen yang dihasilkan.Akan tetapi berapa harga patokan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang akan ditetapkan oleh pemerintah.
"Kita sekarang masih menunggu kapan pemerintah akan menerbitkan harga pokok HPP gabah.Mengingat harga lama saja, kami sudah mengalami kerugian paling tidak sekitar 2.000/ perkilogram.Harga harus segera keluar," kata Tarjono, petani asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada tanggal 13 Maret 2024.
Baca Juga: Kepoin Yuk, Kenapa Gen Z Gampang Banget Terjerat Pinjol? Solusi Cerdas di Sini!
Petani memperkirakan panen raya akan terjadi pada bulan Maret - April 2024.Harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah, menurut Tarjono , perlu ketika kondisi stok beras tengah melimpah.
Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebelumnya naik Rp30 ke Rp7.100 per kg dan di tingkat penggilingan naik Rp20 ke Rp7.420 per kg. Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan naik Rp30 ke Rp8.200 per kg.
Pemerintah diminta untuk berhenti membuat panic buying ditengah masyarakat untuk membeli bahan pokok beras. Karena ternyata informasi pemerintah bahwa saat ini dampak El Nino begitu mempengaruhi produksi termasuk upaya pemerintah melakukan upaya impor. Ini memberikan efek psikologis luar biasa bagi masyarakat.
Baca Juga: Tim Gegana Sterilisasi Ruang Rapat Pleno KPU Papua, Antisipasi Terhadap Ancaman di Pemilu 2024
"Jadi masyarakat tahunya sekarang stok beras terbatas.Jadi aksi borong pun dilakukan masyarakat.Semestinya ya, pemerintah keluarkan stok miliknya sebanyak - banyaknya.Dan pemerintah serius dengan melakukan distribusi baik melalui bansos maupun operasi pasar," kata Sutarto Ali Muso , Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) , sebelumnya.
Panic buying masyarakat jelas juga membuat produsen beras menjadi semakin tertekan bagaimana harus mengejar produksi dalam waktu 10 hari kedepan.
"Benahi dulu di sektor hulu maupun hilir. Lahan untuk membuat petani mau menanam padi, tersedia.Dan bagaimana pemerintah mengatur aturan HET beras dan HPP gabah.Kedua komponen ini apakah sudah sesuai dengan kondisi di lapangan." tanya Sutarto lebih lanjut.
Selama ini yang menjadi pertanyaan bagaimana petani menyiapkan luasan panen kedua, yang selama ini tidak ada.
"Bagaimana menghasilkan 225 juta ton alias empat kali dari kemampuan produksi, kita masih kesulitan," tutupnya.
Artikel Terkait
Kenaikan Harga Beras Sudah Pernah Diingatkan Anies Baswedan, Ada Mafia yang Bermain di Produk Pertanian dan Itu Harus Diberantas
Ucapan Tak Pantas Dedi Mulyadi Soal Kenaikan Harga Beras, Skincare Naik Diam Aja, Rokok Naik Diam Aja
Pedagang Pasar Se Indonesia Minta Stok Beras Aman Saat Bulan Ramadhan
Palembang , Lampung , dan Pulau Jawa Mulai Panen, Siap Menyangga Kebutuhan Beras Selama Ramadhan
Kemiskinan Bertambah Sebagai Efek Kenaikan Harga Beras, Negara Harus Hadir Lho