HUKAMANEWS - Presiden Joko Widodo dengan tegas membantah rumor yang menyebutkan bahwa 15 menteri dalam Kabinet Indonesia Maju berencana untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Rumor mundurnya sejumlah menteri pertama kali muncul setelah ekonom Faisal Basri, pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef), pada Kamis (18/1/2024).
Faisal menyatakan bahwa keputusan mundur tersebut diambil karena para menteri merasa kecewa terhadap sikap Jokowi yang dianggap lebih mendukung capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, Jokowi menegaskan bahwa hubungan di antara menteri dalam kabinetnya tetap berjalan lancar.
"Saat ini, hubungan antarmenteri di kabinet berjalan baik. Setiap hari kita mengadakan rapat terbatas dan rapat internal. Ini dilakukan dengan semua atau sebagian menteri," kata Jokowi saat menghadiri Harlah ke-101 Nahdlatul Ulama dan Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (20/1/2024).
Presiden mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap isu tersebut dan bahkan bertanya dari mana asal kabar tersebut berasal.
Menurutnya, rapat dan pertemuan dengan para menteri berlangsung tanpa henti, tanpa adanya perubahan yang signifikan.
"Kita tidak pernah berhenti rapat. Setiap jam, setiap dua jam gonta-ganti rapat, gonta-ganti menteri yang datang juga enggak ada masalah," tegas Presiden.
Jokowi juga menyatakan bahwa isu ini bersifat politis, terutama karena sedang memasuki tahun politik. Meskipun begitu, ia memastikan bahwa kinerja menteri Kabinet Indonesia Maju tetap berjalan dengan baik.
"Ya, namanya bulan politik. Tahun politik ya semua hal akan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat politik, tetapi biasa kok kita kerja biasa, kerja rutin biasa," jelas Presiden.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi juga menegaskan bahwa rumor tentang mundurnya sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju adalah berita palsu.
Menurutnya, seluruh menteri telah menyatakan komitmennya untuk tetap fokus pada pekerjaan mereka.