Dengan adanya proprioseptor, kucing dapat mengirimkan pesan ke otaknya tentang posisi tubuh mereka, sehingga mereka bisa mendarat dengan tepat dan selalu dalam kondisi seimbang saat melompat dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Alat Komunikasi Non-Verbal
Kumis kucing juga berfungsi sebagai alat komunikasi non-verbal, bukan dalam arti kucing berinteraksi dengan kucing lain, tetapi bagaimana mereka mengekspresikan diri ketika merasakan ancaman atau perubahan di lingkungannya.
Misalnya, ketika kucing merasa terancam, kumisnya akan tertarik ke belakang sambil meringis, menunjukkan bahwa mereka sedang dalam keadaan waspada.
3. Membantu Berburu di Malam Hari
Pada malam hari atau di tempat yang gelap, penglihatan kucing tidak bisa digunakan secara maksimal. Di sinilah peran kumis menjadi sangat penting.
Kumis membantu kucing untuk merasakan keberadaan mangsa atau musuhnya di kegelapan.
Dengan sensitivitasnya yang tinggi, kumis kucing bisa merasakan getaran terkecil pada bulu, termasuk aliran udara yang disebabkan oleh gerakan objek di dekatnya.***