WASPADA! Bukan Cuma Game, Roblox Ternyata Bisa Jadi ‘Ladang Berburu’ Predator Seksual yang Mengincar Anak-Anak

HUKAMANEWS - Roblox, gim daring populer yang digandrungi jutaan anak di seluruh dunia, kembali menuai sorotan tajam.

Bukan karena prestasi atau fitur baru, tetapi akibat kasus predator seksual lintas negara yang menyeret pelaku asal Balikpapan dan korban remaja dari Swedia.

Peristiwa ini menyadarkan publik bahwa anak-anak sangat rentan di dunia digital, termasuk di platform yang seharusnya menjadi ruang bermain kreatif.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, pun memberi peringatan tegas agar para orang tua meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: NVIDIA Resmi Hentikan Dukungan Driver GeForce GTX Lawas Mulai Oktober 2025, Pengguna Siap-Siap Ketinggalan Game!

Menurut Mu’ti, Roblox sarat adegan kekerasan dan interaksi bebas yang membuat anak sulit membedakan antara dunia nyata dan virtual.

“Banyak kekerasan di gim Roblox. Anak tidak memahami bahwa yang mereka lihat sesuatu yang tidak nyata,” tegasnya di Jakarta Pusat.

Peringatan ini bukan tanpa alasan. Penangkapan AMZ, pria Balikpapan yang diduga melakukan grooming terhadap gadis 15 tahun asal Swedia, menjadi bukti nyata.

Bermula dari obrolan di Roblox pertengahan 2024, komunikasi berlanjut ke WhatsApp dan Instagram. AMZ membujuk korban mengirimkan puluhan foto dan video asusila, lalu memerasnya.

Baca Juga: Nothing Phone 3 Resmi Meluncur, Fitur Glyph Bisa Main Game & Kirim Animasi Khusus! Unik Banget!

Korban sempat mengirim uang 50 dolar AS sebelum orang tuanya melapor ke KBRI Stockholm.

Kerja sama internasional membuat AMZ ditangkap, meski kasus dihentikan karena keluarga memilih jalur keadilan restoratif.

Pelaku akhirnya meminta maaf dan menghapus konten di hadapan orang tua korban melalui Zoom.

Masalah keamanan di Roblox sebenarnya bukan hal baru. Laporan The National Center on Sexual Exploitation menempatkan Roblox sebagai platform berisiko tinggi bagi eksploitasi seksual.

Bahkan, Hindenburg Research pernah menjulukinya “surga pedofil” akibat minimnya penyaringan pengguna.