HUKAMANEWS — Impian Indonesia memiliki mobil nasional buatan sendiri akhirnya mulai bergerak dari wacana menuju kenyataan. Di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto, proyek mobil listrik nasional kini resmi memasuki tahap purwarupa.
Adalah Teknologi Militer Indonesia (TMI), perusahaan yang berafiliasi dengan Yayasan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), yang dipercaya mengawal proyek ambisius ini. Mereka memperkenalkan i2C, singkatan dari Indigenous Indonesian Car—sebuah SUV listrik rancangan anak bangsa yang menjadi simbol kemandirian baru dalam industri otomotif.
Prototipe i2C pertama kali dipamerkan pada Juli 2025 dalam ajang otomotif nasional. Kehadirannya disambut hangat karena menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mulai beranjak dari sekadar pasar otomotif menuju produsen kendaraan mandiri.
Presiden dan CEO TMI, Harsusanto, menegaskan bahwa proyek ini merupakan tindak lanjut dari visi Presiden Prabowo untuk membangun industri otomotif nasional yang tidak lagi bergantung pada pabrikan asing.
Baca Juga: iPad Pro 2027 Bocor! Chip M6 & Vapor Chamber Siap Bikin Tablet Ini Lebih Dingin dari Laptop Gaming!
“Kita ingin berdiri di atas kaki sendiri. Ini bukan proyek simbolik, tapi langkah nyata menuju kemandirian teknologi,” ujar Harsusanto saat ditemui seusai pameran.
Menurutnya, seluruh proses pengembangan dilakukan di dalam negeri oleh tim insinyur dan desainer lokal dengan semangat inovasi dan kearifan Indonesia.
Desain Terinspirasi Garuda dan Batik
Tampilan luar i2C tidak sekadar futuristik, tapi juga menyimpan makna budaya. Budi Wurasqito, penasihat desain TMI, menyebut konsep bentuk SUV listrik ini mengadopsi filosofi Burung Garuda yang melambangkan kekuatan dan kebanggaan nasional, dipadukan dengan motif batik yang menonjolkan keindahan dan harmoni khas Nusantara.
“Kami ingin setiap lekuk mobil ini menceritakan sesuatu tentang Indonesia,” tutur Budi.
Purwarupa yang kini telah mencapai tahap model clay skala 1:1 menjadi gambaran visual dari arah desain final. Setelah pengujian teknis rampung, tahap rekayasa produksi akan dimulai.
Baca Juga: Ekokrasi: Keadilan Lingkungan dan Peran Agama di Indonesia