HUKAMANEWS - Kehadiran fotografer legendaris Prancis, Henri Cartier-Bresson di awal kemerdekaan Indonesia mencatatkan sejarah penting pada dunia, lahirnya negara berdaulat.
Henri Cartier-Bresson mendokumentasikan Indonesia dan para tokohnya, termasuk Soekarno, selama kunjungannya pada 1949.
Ia memotret Soekarno di berbagai peristiwa seperti kepulangan presiden ke Jakarta dan pelantikan presiden pertama Indonesia.
Ia juga mengembara ke pelosok tanah air, mengabadikan detak kehidupan keseharian rakyat.
Reportase foto penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda ke pemerintah Indonesia karya Henri Cartier-Brensson, dimuat di Life Magazine dalam artikel berjudul "The New Indonesia" awal Januari 1950.
Pada 2002 kumpulan foto selama periode kemerdekaan itu diterbitkan dalam buku berjudul "Indonesié, 1949".
Di bagian akhir, termuat tulisan tentang Ratna Mohini (Carolina Jeanne de Souza-Ijke), penari Jawa kelahiran Hindia-Belanda yang menjadi istri pertama Henri Cartier-Bresson.
Ratna sangat membantu Henri Cartier-Bresson mendokumentasikan keadaan Indonesia.
Perannya melobi para pemimpin bangsa saat itu.
Bantuan itu membantu sang suami mendokumentasikan pendiri republik secara leluasa.
Bresson berhasil memotret Soekarno di samping lukisan "Kawan-kawan Revolusi" karya Sindudarsono Sudjojono.
Lukisan yang menggambarkan berbagai tokoh dan wajah yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu tokoh sentral di lukisan ini yakni Bung Dullah, seorang martir pejuang yang rela melakukan bom bunuh diri demi meledakkan tank-tank Belanda yang akan masuk kota.