HUKAMANEWS - Indonesia berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Dr. H. Tanri Abeng, MBA, yang menghembuskan nafas terakhir pada hari Minggu dini hari, 23 Juni 2024.
Tanri Abeng menghebuskan nafas terakhir di , di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada usianya yang menginjak 83 tahun.
Tanri Abeng dikenal sebagai pengusaha ulung, negarawan yang visioner, dan pelopor tata kelola BUMN di Indonesia. Kiprahnya di dunia bisnis dan pemerintahan telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kemajuan bangsa.
Lahir di Pulau Selayar, Celebes, Sulawesi Selatan, pada 7 Maret 1942, Tanri Abeng pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Ujungpandang hingga Program Master of Business Administrasion (MBA) di University of New York, Buffalo, Amerika Serikat. Setelah lulus MBA, ia bergabung dengan Union Carbide.
Selanjutnya, dia meniti karir di dunia bisnis dengan gemilang. Memulai pekerjaan dari management trainee di Amerika Serikat, ketika berusia 29 tahun, hingga akhirnya sosok Tanri sukses menjabat sebagai direktur keuangan dan Corporate Secretary di perusahaan multinasional tersebut.
Kembali ke Tanah Air, Tanri Abeng tercatat pernah memimpin berbagai perusahaan besar di Indonesia. Bahkan, saat menjadi CEO Bakrie & Brothers, dia sempat dijuluki sebagai ‘Manajer Rp1 Miliar’ lantaran mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin.
Kemampuannya dalam memimpin dan membangun perusahaan mengantarkannya meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk "Businessman of the Year" dari Majalah Tempo pada tahun 1990.
Pada tahun 1998, Presiden Soeharto menunjuk Tanri Abeng sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, menjadikannya menteri BUMN pertama di Indonesia. Tetapi kemudian menjadi bagian dari 14 menteri Kabinet Pembangunan VII yang mundur pada 20 Mei 1998.
Setelah itu, pada era Presiden BJ Habibie, Tanri menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pengelola BUMN.
Baca Juga: Ironi OTT KPK, Alexander Marwata Sebut OTT Sebagai Hiburan Agar Masyarakat Senang
Di bawah kepemimpinannya, BUMN mengalami transformasi besar-besaran, menjadi lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Tanri mempelopori privatisasi BUMN yang dianggap tidak efisien, dan mendirikan BUMN baru yang strategis bagi pembangunan nasional.
Tanri Abeng juga tercatat sebagai Anggota MPR RI periode 1990-1998. Selain itu, dia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan.
Selepas itu, Tanri masih aktif dalam memberikan pelatihan termasuk terkait dengan pengelolaan perusahaan. Pada 2011, ia mendirikan Tanri Abeng University. Ia juga masih aktif menulis.