HUKAMANEWS – Mie ayam adalah makanan sejuta umat se-Indonesia. Namun dimata penulis Brian Khrisna, semangkuk mie ayam menjadi sebuah inspirasi untuk menulis perjuangan seorang yang mengalami depresi untuk bisa bertahan hidup.
"Mie ayam adalah simbol kesederhanaan, harganya cuma Rp. 12.000 per mangkuk, namun ini bisa menjadi sarana untuk merayakan diri sendiri. Saat teman berbincang dalam keadaan depresi, inilah yang kemudian secara spontan keluar menjadi judul buku ini. Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati," ucap Brian Khrisna, saat melakukan Booktour di Semarang, Sabtu, 15 Februari 2025.
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati, menghadirkan tokoh nyata bernama Ale dan dua tokoh lainnya yang juga tengah mengalami depresi bahkan sempat berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya. Mereka bertiga ini akhirnya berjalan bertemu di suatu titik untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Baca Juga: Pukulan Telak Hakim, Vonis Banding Harvey Moeis dari 6,5 Tahun Jadi 20 Tahun Penjara
"Saat depresi akan menjadi sulit fokus. Satunya cara adalah menemaninya dan mendengarkan. Kehidupan itu tidak mesti dilakukan dengan begitu cepat.Dengan tulisan ini, memperlihatkan bahwa mereka yang tengah depresi ini tidak sendirian," jelas Brian Khrisna lebih lanjut.
Buku berjudul Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati hadir dengan bahasa ringan dan tipis. Dikatakan Brian, buku ini sebisa mungkin buat orang yang tidak suka baca, jadi mau membaca.
"Semoga bisa menjawab alasan mengapa kita hidup.Kita tak perlu khawatir atas kegagalan yang belum pasti akan datang.Isi buku ini mungkin banyak membawa trigger untuk berbuat nekat.Jadi tidak baca buku ini pun, juga tidak apa-apa," tutup Brian.
Baca Juga: Xiaomi 15 Ultra Bocor! Desain Dua Warna dan Kamera Canggih Jadi Sorotan
Menulis buku berjudul Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati, Brian tidak sendirian dan asal menulis. Ia menghadirkan tulisan berdasarkan ilmu yang didapatkan dari seorang psikolog dan psikiater. Harapannya semakin mendorong banyak orang untuk sembuh dan hidup kembali.
"Laut terbelah ketika Nabi Musa tidak tahu mau lari kemana, percayalah selalu ada jalan untuk hidup.Karena masih banyak mie ayam yang harus kita coba," demikian closing statement dalam review buku tulisannya.
Seporsi Mie Ayam ini bercerita , Ale, seorang pria berbadan bongsor yang ditolak oleh masyarakat sosial. Tiga puluh tujuh tahun usianya, dia hidup tanpa berteman dan tanpa makna.
Baca Juga: Samsung Galaxy A15 Siap Upgrade ke One UI 7.0? Intip Fitur Baru dan Perkiraan Rilisnya!
Ale didiagnosa oleh psikiater mengidap depresi. Di tempat kerjanya, dia tak memiliki rekan dekat, bahkan cenderung dijauhi. Ia punya masalah dengan bau badan karena tubuhnya yang besar lebih sering menghasilkan keringat.
Bukannya ia tidak peduli, ia peduli. Ale telah berusaha mengatasi masalah-masalah yang timbul dari dirinya agar ia diterima di lingkar pertemanan. Namun usahanya tidak pernah berhasil. Bahkan keluarganya pun tidak mendukungnya saat Ale membutuhkan sandaran dan dukungan.