nasional

Serangan AS ke Iran Picu Harga Minyak Meroket, Selat Hormuz Diambang Ditutup, Indonesia Terancam Guncang

Senin, 23 Juni 2025 | 11:00 WIB
Harga minyak melonjak akibat konflik Iran dan AS. Penutupan Selat Hormuz bisa picu lonjakan BBM dan ancam ekonomi Indonesia. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas dan kali ini membawa dampak yang sangat nyata bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.

Parlemen Iran menyatakan dukungan untuk menutup Selat Hormuz, jalur vital perdagangan minyak dunia, setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.

Keputusan ini disebut sebagai langkah strategis untuk merespons agresi militer yang dilancarkan AS bersama sekutunya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari dari Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, yang menyebut keputusan akhir kini berada di tangan Dewan Keamanan Tertinggi Nasional Iran.

Baca Juga: Sistem Pertahanannya Hancur Lebur Dirudal Iran, Netanyahu Bakal Lanjut Perang, Iran pun Ancam Rudal Negara Pemasok Senjata Israel

Tindakan ini muncul di tengah konflik yang makin membara, usai militer Israel dengan dukungan AS melakukan serangan ke wilayah Iran sejak pertengahan Juni.

Serangan balasan dari Teheran pun tak terelakkan, memicu kekhawatiran krisis regional yang bisa menjalar secara global.

Data dari Kementerian Kesehatan Iran menunjukkan lebih dari 400 warga Iran tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan rudal Israel.

Di sisi lain, Israel melaporkan 25 korban tewas dari serangan Iran.

Namun yang paling dikhawatirkan saat ini adalah dampak ekonomi global, terutama melonjaknya harga minyak mentah dunia.

Baca Juga: Tanpa Lelucon dan Basa Basi, Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Kemungkinan Terjadinya Perang Dunia III Pasca Konflik Panas Israel Iran

Achmad Nur Hidayat, ekonom dari UPN Veteran Jakarta, menjelaskan bahwa Iran sebagai produsen minyak terbesar keempat dalam OPEC punya posisi strategis.

Sekitar 20 persen pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz, sehingga penutupan jalur ini bisa memicu guncangan pasokan yang luar biasa.

Menurut Achmad, sejak serangan udara diumumkan, harga minyak mentah langsung melonjak di pasar berjangka, dari 78 dolar menjadi 80 dolar per barel.

Jika situasi terus memburuk, harga bisa menyentuh 110 dolar per barel dalam beberapa hari ke depan.

Halaman:

Tags

Terkini