Namun di sisi lain, beberapa penonton melihat unsur mistis itu dalam konteks berbeda. Salah satu pengguna X menceritakan bagaimana imajinasi anaknya tentang kematian kakek buyutnya menjadi jembatan untuk memahami konsep spiritual, lewat cara yang polos dan penuh rasa ingin tahu.
Pandangan semacam ini justru selaras dengan buku jagapati Bumi yang diterbitkan Kemendikbud Ristek. Buku tersebut mengungkap bagaimana mitos dan dongeng soal dunia tak terlihat menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Indonesia sebagai media penyampaian nilai kebaikan.
Artinya, keberadaan tokoh hantu dalam Jumbo sebenarnya bukan hal yang asing dalam budaya kita. Selama dikemas dengan tepat, unsur tersebut bisa jadi medium edukatif sekaligus reflektif.
Baca Juga: Persoalan Kekerasan Terhadap Pers Belum Selesai, Jawa Tengah Darurat Kebebasan Pers
Azelia sendiri menyikapi dengan santai. Ia menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa sosok hantu di film hanyalah fiksi. Menurutnya, orang tua memegang peran penting untuk menjembatani cerita film dan realita yang dipahami anak-anak.
Penting dipahami, anak-anak belum tentu memaknai hantu sebagai sesuatu yang menakutkan atau sesat. Justru lewat imajinasi, mereka bisa belajar mengenali rasa takut, kehilangan, dan harapan dengan cara yang sesuai dengan usia dan kemampuan emosional mereka.
Sebagaimana dijelaskan Olphi Disya Arinda, imajinasi adalah cara alami anak-anak memproses pengalaman emosional yang belum bisa mereka ungkapkan secara rasional.
Jadi, di balik pro dan kontra yang muncul di jagat maya, Jumbo telah membuka ruang diskusi yang menarik dan penting tentang bagaimana kita memahami cara anak-anak belajar tentang hidup, kehilangan, dan harapan.
Baca Juga: Advokat Cuma Sekolah 6 Minggu? Wamenkumham Bongkar Fakta yang Bikin Profesi Ini Kehilangan Wibawa
Bukan hanya hiburan, Jumbo adalah karya yang membuktikan bahwa film animasi pun bisa menjadi jendela memahami jiwa anak-anak, jika kita cukup bijak untuk melihat lebih dari sekadar tampilan visualnya.***
Artikel Terkait
Tayang Mei di Bioskop, Trailer Final Destination Bloodlines Sudah Rilis, Siapa yang Mau Nambah Trauma Menakutkan?
Pejamkan Mata Bayangkan Muka Walid dan Jangan Berhenti Berzikir, Film Malaysia yang Lagi Ngetop di Indonesia dan Jadi Bahan Guyonan Netizen
Rano Karno Sebut Jakarta Mesti Punya Festival Film Blockbuster Skala Internasional
Dulu Dibully Karena Pandang Enteng Fans K-Pop, Kini Abidzar Banjir Dukungan Usai Dirinya Laporkan Dua Akun yang Hina Umi Pipik
Film Joko Anwar ke-11, Pengepungan di Bukit Duri, dari Ulasan Recommended Banget Buat Ditonton, Seru Akting Pemainnya Gokil