- Pendekatan lipat ke dalam lebih mahal tetapi menawarkan durabilitas lebih tinggi.
- Desain trifold berpotensi menggabungkan mode smartphone, tablet, dan mini laptop (dengan virtual keyboard).
- Pasar profesional seperti konten kreator dan pekerja remote menjadi target yang potensial.
Xiaomi Berada di Momentum yang Tepat
Jika melihat peta persaingan, Samsung masih menjadi top-of-mind dalam perangkat lipat, disusul Huawei dan Honor yang agresif di pasar Asia.
Namun, Xiaomi punya keuntungan dari sisi harga agresif dan komunitas pengguna yang antusias, terutama di India dan Asia Tenggara.
Jika Mix Trifold menawarkan kompromi terbaik antara harga, ketahanan, dan daya tahan baterai, maka Xiaomi berpeluang merebut pasar yang selama ini hanya mengamati tren foldable dari jauh.
Di Indonesia, minat smartphone foldable terus tumbuh. Pabrik-pabrik layanan purna jual di Bandung, Jakarta, dan Surabaya mulai melaporkan peningkatan permintaan perbaikan untuk perangkat lipat, indikasi bahwa basis penggunanya semakin besar.
Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Xiaomi untuk memastikan suku cadang dan dukungan teknis tersedia saat Mix Trifold masuk resmi.
Memindahkan Batas: Evolusi atau Sekadar Eksperimen?
Pertanyaan terbesar publik adalah: apakah trifold hanya gimmick, atau benar-benar solusi penggunaan?
Tren hybrid device seperti tablet mini dan laptop ultraportable membuktikan bahwa pengguna membutuhkan layar besar tanpa harus membawa perangkat besar.
Jika ekosistem MIUI dan aplikasi pihak ketiga mampu beradaptasi, trifold bisa menjadi perangkat yang mengubah kebiasaan produktivitas dan hiburan.