HUKAMANEWS — Indonesia bukan satu-satunya negara yang menggunakan setir kanan dan berkendara di jalur kiri. Nyatanya, ada cukup banyak negara lain yang menganut sistem serupa, mulai dari Inggris, Jepang, hingga Malaysia. Meskipun terkesan unik, aturan ini punya akar sejarah panjang yang tak lepas dari pengaruh kolonial dan pertimbangan keselamatan di jalan.
Dilansir dari World Standards, sekitar 65 persen negara di dunia menggunakan setir kiri, sementara sisanya—sekitar 35 persen—tetap setia dengan setir kanan. Negara-negara ini umumnya adalah bekas jajahan Inggris atau pernah memiliki hubungan historis dengan Jepang, yang juga menerapkan pola berkendara di sisi kiri jalan.
Inggris menjadi salah satu pelopor sistem setir kanan. Di Negeri Ratu Elizabeth itu, kendaraan wajib melaju di sisi kiri jalan, sementara setir berada di sebelah kanan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-18 dan terus dipertahankan hingga kini.
Jepang juga termasuk negara yang menggunakan setir kanan. Meskipun sebagian mobil produksinya dibuat untuk pasar internasional dengan setir kiri, kendaraan yang beroperasi di Jepang sendiri tetap berkemudi kanan. Tak jauh berbeda, Australia dan Selandia Baru pun menganut sistem yang sama—setir kanan dan jalur kiri—dengan alasan efisiensi dan keamanan.
Di Asia, India, Malaysia, dan Singapura menjadi contoh negara yang juga menggunakan setir kanan. Di kawasan Asia Tenggara, pola ini umum dijumpai karena pengaruh sejarah kolonial Inggris dan Jepang. Di Malaysia, misalnya, kendaraan yang melaju di sisi kiri jalan sudah menjadi bagian dari kultur berkendara nasional, sama seperti di Indonesia.
Sementara di benua Eropa, Irlandia dan—menariknya—Spanyol tercatat menggunakan sistem serupa, meskipun sebagian besar negara tetangga mereka justru berkemudi kiri. Di Afrika, Afrika Selatan menjadi salah satu negara besar yang tetap mempertahankan sistem setir kanan, terutama karena pengaruh Inggris di masa lampau.
Penerapan setir kanan di Indonesia sendiri tak lepas dari sejarah penjajahan. Sejak era Hindia Belanda, mobil-mobil yang diimpor ke Nusantara memang sudah menggunakan kemudi kanan. Ketika Jepang mengambil alih pada masa Perang Dunia II, sistem ini makin mengakar karena Jepang juga menganut pola mengemudi yang sama.
Selain faktor sejarah, pertimbangan keamanan turut memperkuat keputusan untuk tetap memakai setir kanan. Posisi kemudi di sisi kanan membuat pengemudi memiliki pandangan lebih luas terhadap kendaraan dari arah berlawanan, sekaligus lebih aman ketika hendak menyalip di jalur kiri.
Kini, sistem setir kanan bukan sekadar warisan kolonial, melainkan juga bagian dari identitas berkendara di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dari Inggris hingga Malaysia, dari Jepang hingga Afrika Selatan, pola ini membentuk kebiasaan, infrastruktur, dan bahkan budaya berlalu lintas yang khas di setiap negara.***