Namun, Ronny mengungkapkan bahwa bioetanol mungkin menjadi pilihan yang lebih relevan, terutama karena sebagian besar bahan bakar yang dibutuhkan adalah bensin.
“Jika kita mau mengganti dengan EV (kendaraan listrik), berarti kita harus buang semua mobil, kita ganti baru dengan EV,” jelasnya.
Bioetanol tidak hanya bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memiliki berbagai manfaat lainnya.
Misalnya, bioetanol dapat digunakan pada kendaraan yang biasanya menggunakan bensin tanpa memerlukan modifikasi besar.
Ini memberikan keuntungan besar karena tidak semua kendaraan di Indonesia bisa langsung diubah menjadi kendaraan listrik.
Manfaat Bioetanol
Bioetanol menawarkan berbagai manfaat, antara lain:
1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Dengan menggunakan bioetanol, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi, yang pada gilirannya membantu mengatasi perubahan iklim.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Penanganan Mpox Hampir Sama dengan Penanganan Covid Butuh Kerjasama Antarnegara
2. Ketahanan Energi Nasional: Bioetanol bisa memanfaatkan limbah organik, yang mendukung ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar.
3. Penciptaan Lapangan Kerja: Pengembangan industri bioetanol dapat menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor pertanian dan manufaktur.
Namun, ada juga beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Produksi bioetanol di Indonesia saat ini baru mencapai 34.500 kiloliter, masih jauh dari mencukupi kebutuhan bensin nasional yang mencapai 29 juta kiloliter per tahun.
Baca Juga: Ini Dia Rahasia Makanan Kucing Persia, Dijamin Bikin Mata Cerah dan Sehat dengan Vitamin, Omega-3!