Dalam pengumumannya, Siyoung Choi, Presiden dan Kepala Bisnis Foundry Samsung Electronics, menyatakan bahwa teknologi GAA dan CPO akan menjadi tulang punggung dalam mendukung akselerator AI dan pemrosesan data berkecepatan tinggi.
Teknologi ini memungkinkan integrasi yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi, yang sangat penting dalam perkembangan teknologi AI.
Selain inovasi di bidang teknologi pengecoran, Samsung juga menghadapi tantangan dalam pasar smartphone.
Baru-baru ini, bocoran tentang Galaxy S25 mengungkapkan bahwa kapasitas baterainya hanya meningkat sedikit dibandingkan model sebelumnya.
Dengan kapasitas 4.000mAh, Galaxy S25 tidak menawarkan peningkatan signifikan dibandingkan Galaxy S23 dan Galaxy S24 yang masing-masing memiliki kapasitas baterai 3.900mAh dan 4.000mAh.
Analis teknologi global menyebutkan bahwa kapasitas baterai yang tidak terlalu besar ini mungkin tidak akan menarik minat pengguna secara signifikan.
Hal ini terutama karena kompetitor Samsung telah meluncurkan ponsel dengan kapasitas baterai yang lebih besar, bahkan mencapai 5.300mAh.
Namun, Samsung tetap optimis dengan teknologi lainnya yang ditawarkan di Galaxy S25.***