Puisi Kemerdekaan di Tengah Penjajahan Terang-terangan Pemerintah karya Jiebon Swadjiwa, Perenungan di HUT RI ke 79

photo author
- Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:00 WIB
Ilustrasi Puisi Jiebon Swadjiwa merayakan HUT RI ke-79 dengan refleksi mendalam tentang kemerdekaan. (Freepik)
Ilustrasi Puisi Jiebon Swadjiwa merayakan HUT RI ke-79 dengan refleksi mendalam tentang kemerdekaan. (Freepik)

HUKAMANEWS – Selamat Hari Kemerdekaan! Pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia HUT RI ke 79 ini, kita diajak untuk tidak hanya merayakan dengan penuh sukacita tetapi juga untuk merenung dan mengevaluasi sejauh mana kemerdekaan yang telah dicapai.

Dalam semangat ini, kami mempersembahkan sebuah puisi karya Jiebon Swadjiwa yang berjudul "Kemerdekaan di Tengah Penjajahan Terang-terangan Pemerintah."

Puisi Jiebon Swadjiwa ini merupakan sebuah refleksi mendalam mengenai kemerdekaan yang kita rayakan.

Dengan gaya bahasa yang sarat makna dan kritik sosial, Jiebon Swadjiwa mengajak kita untuk menggali lebih dalam tentang realitas kemerdekaan di tengah berbagai tantangan yang ada.

Baca Juga: Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan: Riwayat Pembelian Sianida dalam Kasus Kerangka Ibu dan Anak Bandung, Ini Dia Detailnya!

Tidak sekadar sebuah karya sastra, puisi ini adalah cermin bagi kita semua untuk melihat kondisi sosial dan politik yang mungkin masih jauh dari ideal.

Mari kita simak puisi ini dan refleksikan bersama makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Berikut isi puisinya:

Kemerdekaan di Tengah Penjajahan Terang-terangan Pemerintah

Di bawah langit yang terbakar, janji kemerdekaan pecah berderak,
Kita merayakan di belantara pagar kawat, terjerat harapan
Yang tersisa hanya suara gema dalam labirin janji palsu,
Di hari ini, 79 tahun yang lalu, hanya menambah luka lama.

Panggung kemerdekaan dibiarkan gelap oleh tirani,
Di atas podium berkilau, wacana penuh warna
Membungkam nyali dengan balutan kata manis,
Sementara rakyat digertak dalam belenggu absurditas.

Di jalan-jalan yang bising, sorak-sorai hampa,
Kami terjaga dalam mimpi buruk yang tak pernah berakhir,
Dengan mata tertutup oleh debu retorika,
Menggali kebebasan di tanah yang tersentuh cuka korupsi.

Apa makna bendera berkibar di angkasa?
Jika di bawahnya, rakyat tercekik oleh rantai yang terpasang,
Bagaimana mungkin merdeka jika setiap napas
Hanya mengisi rongga tenggorokanku dengan desah keputusasaan?

Di tengah denting meriah dan sorak-sorai gelap,
Kami bertanya-tanya pada langit yang membisu:
Apakah benar ini kemerdekaan yang dijanjikan?
Atau hanya ilusi cemerlang di balik cermin retak?

Baca Juga: Detik-detik Terjadinya Kebakaran Hebat di Kawasan Penduduk Manggarai Jakarta Selatan, Sebanyak 34 Unit Damkar Dikerahkan

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Instagram @swadjiebon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Serenade Nyanyian Gunung

Senin, 10 Juni 2024 | 11:37 WIB
X