Apakah mereka shock, atau malah kecanduan joke yang ditawarkan di film ini?
Wahai Rigen, Hifdzi, dan Rispo, Anda semua memang gila.
Tapi di film ini, Anda-Anda sungguh keterlaluan.
Mana ada film yang dengan bangga mengusung tagline SIAP GOBLOK, film ini jelas bukan main-main.
"Saya bayangin saat produksi, Executive Producer Bapak Indra Yudhistira, Sutradara Mas Monty Tiwa, Konsultan Komedi David Nurbianto, dan segenap cast & crew pasti kerjanya full gembira dalam satu frekuensi yang sama."
"Karena kalau nggak kompak dan nge-blend, nggak mungkin lahir film dengan kebrutalan dan keabsurdan yang terjaga dari awal hingga akhir."
Salut sebesar-besarnya buat para kreator dan sutradara yang berhasil menjaga keseimbangan tipis antara kegilaan yang liar dan narasi yang tetap terarah.
Ini nggak gampang lho.
Dalam film seperti ini, jebakan paling umum adalah kebablasan: terlalu banyak lelucon sampai kehilangan arah, atau terlalu fokus ke plot sampai lupa kalau ini film komedi.
Tapi mereka berhasil berajojing dan sesekali bersalto ria di garis tipis itu dengan selamat.
Di tengah kerusuhan visual dan kekonyolan tingkah laku trio GJLS yang bener-bener nggak jelas, film ini tetap menghormati penonton.
Bukan cuma asal lempar adegan absur buat mendulang tawa, tapi tetap menjaga cerita yang punya struktur, ritme, dan benang merah yang terasa dari awal sampai akhir.
Baca Juga: PBNU Sebut Gus Terlibat di Tambang Nikel Murni Atas Nama Pribadi
Alurnya tetap dijaga, karakternya tetap berkembang (walau arahnya susah dipahami), dan konflik yang dibangun, meski dibalut absurditas, tapi tetap punya makna.