film

Film Jumbo Bukan Sekadar Animasi, Tapi Cermin Cara Anak Hadapi Duka Lewat Imajinasi

Jumat, 18 April 2025 | 08:00 WIB
Jumbo jadi film animasi terlaris Asia Tenggara, ungkap cara anak memproses duka lewat imajinasi yang menyentuh. (HukamaNews.com / Instagram @jumboid)

HUKAMANEWS - Film animasi 'Jumbo' mungkin awalnya terlihat seperti tontonan anak-anak biasa. Namun, siapa sangka film ini menyimpan lapisan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar cerita petualangan fantasi.

Di balik tampilan animasi yang memukau dan lagu-lagu yang catchy, terselip kisah emosional tentang kehilangan, keberanian, dan upaya anak-anak dalam memproses duka lewat imajinasi.

Bukan hanya menjadi hiburan semata, 'Jumbo' berhasil menyentuh sisi psikologis penonton, khususnya anak-anak, melalui karakter Don yang kehilangan kedua orang tuanya.

Tak heran jika dalam waktu dua pekan sejak perilisannya, film garapan Visinema Studios ini telah ditonton lebih dari 4 juta orang dan mencetak rekor sebagai film animasi terlaris se-Asia Tenggara.

Baca Juga: Diduga Kantongi 15,4 Miliar, Oknum ASN Tangsel Korupsi Dana Pengelolaan Sampah, Lokasi Pembuangan Tak Sesuai Aturan

Dengan pendapatan mencapai Rp134 miliar, 'Jumbo' tak hanya sukses dari sisi komersial, tetapi juga memicu perbincangan luas di masyarakat, mulai dari pujian atas kualitas animasi hingga perdebatan tentang muatan ceritanya.

Menurut psikolog klinis Olphi Disya Arinda, penggunaan imajinasi dalam 'Jumbo' memberikan ruang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi kehilangan yang terlalu besar untuk dijelaskan secara langsung.

Hal ini terlihat jelas dalam cerita Don yang memilih membuat pertunjukan teater berdasarkan buku dongeng peninggalan orang tuanya sebagai bentuk penghormatan dan pelampiasan emosinya.

Baca Juga: Bukan Cuma Belanda, Indonesia Punya Kincir Raksasa di Sidrap Sulsel Penghasil Energi Bersih yang Bisa Cas Jutaan HP Sekaligus!

Dalam prosesnya, Don bertemu dengan Meri, sosok arwah yang ingin disatukan kembali dengan makam keluarganya yang dirusak. Petualangan keduanya bukan hanya tentang pencarian dan balas dendam, tapi juga tentang empati, keberanian, dan menyembuhkan luka batin.

Bagi Azelia, seorang ibu yang menonton bersama keluarganya, 'Jumbo' bukan sekadar film anak biasa. Ia menyebut film ini sebagai animasi lokal terbaik yang pernah ia tonton, bahkan setara dengan kualitas produksi Pixar.

Ia mengaku tersentuh dengan alur cerita yang menyentuh tentang keluarga, hingga membuat anak-anaknya menangis namun tetap merasa bahagia usai menonton.

Namun, tidak semua penonton sepakat. Beberapa warganet justru mengkritik muatan film yang dinilai kurang mendidik, terutama karena mengangkat unsur hantu. Mereka menilai tema seperti itu kurang layak untuk konsumsi anak-anak.

Baca Juga: Honor X60 GT Bukan Gadget Biasa, Performa Kencang, Baterai Jumbo, dan Harga Bakal Bikin Kompetitor Deg-degan!

Ada yang menyebut tokoh Don digambarkan egois dan kurang empati, ada pula yang keberatan dengan tema mistis seperti hantu dan pemakaman dalam film anak.

Halaman:

Tags

Terkini