tekno

Google Cloud Meluncurkan Inovasi AI Baru untuk Peritel sebagai Bagian dari Perluasan Kemitraan Strategis

Senin, 20 Maret 2023 | 14:05 WIB
Google Cloud Meluncurkan Inovasi AI baru untuk peritel bernama ai.RETAIL

Peritel tidak lagi harus menghabiskan waktu, tenaga, dan investasi untuk pengumpulan data dan melatih model AI mereka sendiri.

Memanfaatkan miliaran entitas unik database Google, AI pengecekan etalase Google Cloud dapat mengidentifikasi produk dari berbagai jenis gambar yang diambil dari berbagai sudut dan sudut pandang.

Baca Juga: 3 Tahun PeduliLindungi Temani Saat Pandemi, kini Dilebur Jadi Satu Sehat Mobile. Kemenkes pastikan data aman!

Peritel akan memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam jenis citra yang dapat mereka berikan ke AI pengecekan etalase. Misalnya, peritel dapat menggunakan gambaran dari kamera yang dipasang di langit-langit, ponsel rekanan, atau robot penjelajah toko yang bertugas memeriksa etalase.

Teknologi ini diharapkan tersedia secara umum untuk peritel secara global dalam beberapa bulan mendatang. Lebih penting lagi, gambar dan data retailer tetap menjadi milik mereka sendiri dan AI hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk dan label harga.

  1. AI mengubah pengalaman window shopping digital

Orang-orang tidak selalu mengetahui apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya mereka menelusuri situs web untuk mencari inspirasi. Guna membantu peritel menjadikan pengalaman penelusuran online dan penemuan produk lebih intuitif dan memuaskan bagi pembeli, Google Cloud telah memperkenalkan fitur penjelajahan baru yang didukung AI melalui Discovery AI untuk peritel.

Kecanggihan alat ini menggunakan teknologi ML untuk mengoptimalkan urutan produk (misalnya, produk mana yang pertama kali dilihat pembeli) di situs e-commerce peritel setelah pembeli memilih kategori, seperti "jaket wanita" atau "peralatan dapur".

Baca Juga: Sandiaga Uno : Orang Indonesia Jago Bikin Konten, Pemerintah Siap Buka Diskursus

Seiring waktu, AI mempelajari pemesanan produk yang ideal untuk setiap halaman di situs e-commerce menggunakan data historis, mengoptimalkan cara dan produk apa yang ditampilkan untuk akurasi, relevansi, dan kemungkinan dibeli. Fitur tersebut dapat digunakan di berbagai halaman situs e-commerce, mulai dari halaman penelusuran, merek, dan arahan, hingga halaman navigasi dan koleksi.

Dari sejarahnya, situs e-commerce telah mengurutkan hasil produk berdasarkan daftar kategori terlaris atau persyaratan yang ditulis manual, seperti menentukan secara manual pakaian apa yang akan disorot berdasarkan musim.

Teknologi jelajah ini menggunakan pendekatan yang benar-benar baru dengan kurasi sendiri, belajar dari pengalaman, dan tidak memerlukan intervensi manual. Selain mendorong peningkatan yang signifikan dalam pendapatan per kunjungan, ini juga dapat menghemat waktu dan biaya peritel untuk membuat beberapa halaman secara manual.

Alat baru ini mendukung 72 bahasa termasuk Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Thai, Mandarin Simplified dan Traditional, serta Bahasa Vietnam dan sekarang tersedia secara umum untuk peritel di seluruh dunia.

Baca Juga: Menteri BUMN, Erick Thohir Tawarkan Solusi Menjaga Kesehatan Ekosistem Industri Media

  1. Hasil penelusuran yang lebih dikustomisasi dengan ML

Riset yang dilakukan oleh Google Cloud menemukan bahwa 75% pembeli lebih menyukai merek yang memberikan interaksi dan jangkauan yang dikustomisasi. Untuk membantu peritel menciptakan pengalaman belanja online yang lebih lancar dan intuitif, Google Cloud telah memperkenalkan kemampuan kustomisasi berbasis AI baru yang menyesuaikan hasil yang diperoleh pelanggan saat mereka menelusuri dan menjelajahi situs retailer. Teknologi ini meningkatkan kemampuan fitur penjelajahan baru Google Cloud dan solusi Retail Search yang ada.

AI yang mendukung kemampuan kustomisasi baru adalah pengenal pola produk yang menggunakan perilaku pelanggan di situs e-commerce, seperti klik, keranjang, pembelian, dan informasi lainnya, untuk menentukan selera dan preferensi pembelanja.

Halaman:

Tags

Terkini