Untuk sektor kamera, Sharp tidak mengubah rumusan teknis dari seri sebelumnya: sensor utama 50,3MP dan ultra-wide 50,3MP dengan komposisi dua kamera belakang.
Sharp memaksimalkan performa kamera melalui serangkaian fitur AI, termasuk kemampuan menghilangkan refleksi otomatis, menekan noise, serta menyempurnakan detail dalam kondisi pencahayaan rumit.
Kamera selfie 32MP di bagian depan melengkapi paket fotografi yang cukup kompetitif bagi pengguna yang gemar foto portrait maupun konten media sosial.
Meskipun memiliki dimensi relatif ringkas (149 x 73 x 8,9 mm) dan bobot hanya 166 gram, Sharp tetap menyematkan baterai 5.000mAh.
Dengan chipset baru yang lebih efisien, daya tahan Aquos Sense10 berpotensi meningkat dibanding generasi sebelumnya.
Sharp belum mengumumkan kecepatan pengisian daya, namun jika mengikuti pendahulunya (36W), Sense10 kemungkinan hadir dengan kemampuan serupa atau sedikit lebih cepat.
Di sisi harga, publik mulai berspekulasi. Aquos Sense9 yang meluncur di Indonesia pada Februari 2025 dibanderol mulai dari Rp6 jutaan.
Dengan tren peningkatan harga smartphone dalam satu tahun terakhir, tidak tertutup kemungkinan Aquos Sense10 akan berada di kisaran harga yang sama atau sedikit lebih tinggi.
Para penggemar ponsel compact kini menanti apakah Sharp akan mempertahankan strategi harga agresif atau menyesuaikannya dengan tingkat peningkatan hardware yang dihadirkan.
Secara lebih luas, peluncuran ini juga memperlihatkan konsistensi Sharp dalam mempertahankan niche perangkat compact berperforma tinggi.
Di tengah persaingan sengit dari brand Tiongkok yang terus menghadirkan perangkat high-spec dengan harga kompetitif, Sharp menonjol melalui diferensiasi desain dan kualitas layar IGZO yang dikenal memiliki efisiensi daya tinggi.
Dari pantauan awal di media sosial, reaksi publik cukup positif. Banyak pengguna menantikan smartphone compact yang tidak lagi banyak diproduksi oleh brand besar.
Sebagian netizen bahkan menyebut Aquos Sense10 sebagai “penyegar di pasar mid-range” sekaligus alternatif bagi mereka yang tidak menyukai ponsel berukuran besar. Namun ada pula yang menyoroti potensi harga yang mungkin melambung mengikuti tren industri.