Namun, citra brand yang semakin membaik dalam dua tahun terakhir membuat banyak pengguna berharap perangkat ini membawa sesuatu yang berbeda dari kompetitornya.
Beberapa analis memperkirakan Motorola bisa mengusung faktor bentuk lebih ramping, fokus pada hinge tanpa celah, atau bahkan fitur software berbasis AI yang mengikuti tren perangkat pintar 2026.
Di media sosial, spekulasi juga semakin ramai. Banyak pengguna X (Twitter) membagikan prediksi desain, ada yang berharap Motorola kembali membawa sentuhan “retro-modern” seperti pada Razr generasi terbaru.
Pasar global ponsel lipat sendiri diprediksi tumbuh 35–40% pada 2026 berkat semakin matangnya teknologi dan menurunnya harga komponen.
Jika Motorola masuk sekarang, waktu ini dinilai cukup strategis.
Melihat reputasi Lenovo yang kuat dalam perangkat foldable seperti ThinkPad X1 Fold, masuk akal bila Motorola mengembangkan teknologi serupa untuk smartphone mereka.
Saat ini, dunia tinggal menunggu CES 2026, apakah Motorola benar-benar membuka babak baru atau hanya memberi teaser yang terlalu halus.
Publik harus bersabar menunggu 6 Januari mendatang untuk melihat apakah Motorola benar-benar memperkenalkan foldable berbentuk buku pertamanya.
Jika rumor terbukti benar, 2026 akan menjadi tahun penentu bagi Motorola dalam memperluas lini premium mereka.
Sampai saat itu tiba, spekulasi masih berputar, dan kehadiran perangkat lipat pertama Motorola dalam format buku tetap menjadi salah satu kejutan paling dinanti di panggung CES.***