HUKAMANEWS - Perkembangan ekonomi kreator di Indonesia terus menunjukkan tren positif, mendorong kebutuhan teknologi yang mampu menunjang riset bisnis, validasi ide, hingga eksekusi konten secara cepat dan efisien menggunakan AI.
Di tengah persaingan bisnis yang makin dinamis dan berbasis data, penggunaan Gemini AI menjadi strategi baru bagi kreator untuk menemukan peluang pasar, membaca perilaku konsumen, serta merancang konten dengan pendekatan yang lebih terukur dan relevan.
Samsung melalui Galaxy Z Fold7 dan Flip7 membawa Gemini AI ke level praktis layaknya asisten riset pribadi, membuat proses yang dulu memakan waktu berhari-hari, kini cukup dilakukan dalam hitungan detik dari satu perangkat.
Gemini AI, Cara Baru Kreator Indonesia Melakukan Riset Pasar
Industri kreator di Indonesia tumbuh bukan hanya di sisi jumlah pelaku, tetapi juga diversifikasi kategori bisnis yang mereka bangun mulai dari kuliner, handcraft, fashion lokal, agensi konten digital, hingga layanan strategi kreatif untuk brand.
Samsung melihat peluang ini dan menghadirkan integrasi Gemini AI pada Galaxy Z Fold7 serta Flip7 sebagai perangkat yang bukan hanya flagship, tetapi pusat produktivitas berbasis kecerdasan buatan.
Ilham Indrawan, MX Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, menegaskan bahwa manfaat AI tidak hanya bergantung pada kecanggihan perangkat, tetapi juga kemampuan pengguna memberi instruksi atau prompting yang tepat.
Semakin detail dan spesifik prompt yang diberikan, semakin kaya rekomendasi Gemini mulai dari riset pasar, analisis audiens, ide campaign, hingga visual mock-up siap presentasi.
Kecanggihan tersebut lebih optimal saat dipadukan dengan form factor layar 8 inci Galaxy Z Fold7 dan fitur multi-window, memungkinkan kreator riset, menulis script, membuka referensi, hingga mengevaluasi data secara bersamaan.
Belajar dari Pengalaman: Kreativitas Harus Didukung Data
Cerita menarik datang dari kreator konten sekaligus entrepreneur, Arief Muhammad, yang mengaku pernah gagal dalam bisnis karena berjalan tanpa riset yang memadai.
Ide kreatif tidak cukup ketika pasar bergerak cepat dan preferensi konsumen berubah dalam hitungan hari, bukan bulan.
Dulu proses validasi ide bisa memakan waktu seminggu, harus membuka banyak tab browser untuk riset referensi luar negeri, menganalisis tren, dan membandingkan harga kompetitor.