Meski belum ada pengumuman resmi, pola pasar menunjukkan bahwa vendor besar kini hanya dapat menyerap sebagian kecil kenaikan harga komponen.
Kelangkaan Chip Diprediksi Berlangsung Lama
Masalahnya tidak berhenti pada harga yang naik sesaat.
CEO Phison bahkan memperkirakan kelangkaan NAND bisa bertahan hingga satu dekade mendatang.
Di sisi lain, pasokan DRAM belum menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.
Vendor besar saat ini hanya menerima sekitar 70% dari total pesana, termasuk retailer—hanya mendapatkan 35–40% pasokan hingga kuartal pertama 2026.
Artinya, baik produsen maupun konsumen diprediksi akan menghadapi harga yang terus bergerak naik, setidaknya dalam jangka menengah.
Jika tren ini terus berlangsung, PC entry-level pada 2026 bisa saja dihargai setara dengan kelas menengah tahun ini.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna yang ingin meng-upgrade perangkat, terutama kreator konten, gamer, dan pekerja profesional yang membutuhkan performa tinggi.
Dampaknya ke Konsumen Indonesia
Kenaikan harga ini berpotensi besar memengaruhi pasar Indonesia.
Di Tanah Air, segmen PC rakitan dan laptop gaming sangat bergantung pada harga RAM dan SSD yang stabil.
Saat harga komponen naik dua hingga tiga kali lipat, pilihan konsumen otomatis menyempit.
Baca Juga: Samsung Galaxy Z Flip8 Bakal Lebih Tipis dan Ringan, Cocok untuk Gaya Hidup Aktif dan Trendy
Toko-toko komputer lokal di Bandung, Jakarta, dan Surabaya mulai melaporkan stok SSD yang menipis serta kenaikan harga bertahap sejak akhir kuartal ketiga 2025.