HUKAMANEWS – Kelangkaan RAM dan storage kembali mengguncang industri komputer global, dan ASUS menjadi salah satu produsen yang mulai bersiap menaikkan harga PC mereka.
Kenaikan harga komponen seperti DRAM dan NAND flash membuat biaya produksi melonjak tajam, terutama untuk model dengan kapasitas RAM besar.
Dalam wawancara dengan Liberty Times, Co-CEO ASUS Hu Shubin menegaskan bahwa situasi ini sudah berada di luar kendali manufaktur, dan penyesuaian harga tampaknya tinggal menunggu waktu.
ASUS Bersiap Naikkan Harga PC Setelah Harga RAM dan Storage Meroket
ASUS kini berada dalam situasi sulit setelah harga DRAM dan storage terus naik dalam beberapa bulan terakhir.
Hu Shubin menyebut perusahaan harus meninjau ulang semua lini harga PC, mempertimbangkan biaya komponen, permintaan pasar, dan distribusi global.
Kenaikan harga DRAM tidak main-main.
Dalam setahun terakhir, harga kit DDR5 64 GB yang sebelumnya berada di kisaran 200 dolar AS, kini melesat hingga 500 dolar AS atau sekitar Rp 8 jutaan.
Lonjakan ini membuat biaya produksi PC kelas menengah dan kelas kreator melonjak drastis, bahkan sebelum masuk ke proses distribusi.
Situasi serupa terjadi pada NAND flash yang menjadi fondasi SSD modern.
Dalam enam bulan terakhir, harga NAND 1 Terabit TLC naik dari 4,80 dolar AS menjadi 10,70 dolar AS, lebih dari dua kali lipat.
Jenis MLC dan QLC ikut terdampak dengan pola kenaikan serupa, membuat produsen semakin kesulitan menjaga harga akhir tetap stabil.
Dengan tekanan biaya sebesar ini, ASUS hampir dipastikan akan menyesuaikan harga PC dalam waktu dekat.