Ada ring fokus manual, ring aperture yang dibuat presisi, dan dial kompensasi eksposur yang menyenangkan digunakan.
Namun, pengaturan shutter speed dan ISO hanya bisa diakses lewat layar sentuh, yang sayangnya terasa sempit dan kurang intuitif.
Kamera ini juga memiliki tombol fisik untuk playback, port USB-C, serta sakelar pengaktif flash.
Menariknya, terdapat fitur “thumb winder” yang berfungsi seperti tuas penggulung film di kamera analog.
Fitur ini bukan hanya gimmick, melainkan benar-benar bisa digunakan untuk menciptakan efek dua foto dalam satu frame.
Baca Juga: Rilis Besok! Infinix GT 30 Pro Punya Layar 144Hz, Chipset Baru, dan Fitur Gaming Canggih
Kualitas Gambar yang Cukup Saja
Sensor gambar yang digunakan adalah tipe 1 inci dengan resolusi 18 megapiksel.
Sensor ini menghasilkan gambar dengan depth of field yang luas, sehingga hampir semua bagian gambar akan terlihat fokus.
Hal ini membuatmu sulit mendapatkan efek bokeh atau pemisahan subjek dari latar belakang.
Namun, untuk kamera bergaya retro seperti ini, hasil gambarnya cukup memadai untuk dokumentasi harian dan kebutuhan sosial media.
Sayangnya, mode video yang tersedia hanya mendukung resolusi 1440 x 1080 piksel.
Kualitas videonya tidak bisa diandalkan dan kalah jauh dibandingkan smartphone kelas menengah.
Jadi, kalau kamu butuh kamera untuk membuat konten video serius, Fujifilm X Half bukan pilihannya.