Fakta ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia kini lebih selektif, mengincar perangkat dengan performa baik di harga yang masih masuk akal.
Namun di sisi lain, segmen flagship justru tertekan.
Smartphone dengan harga di atas Rp 9,8 juta mengalami penurunan penjualan sebesar 9,2% YoY.
Salah satu pemicu utamanya adalah larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia sejak kuartal IV-2024.
Pelarangan ini bukan tanpa sebab.
Baca Juga: RedMagic 10 Air Siap Rilis 16 April, Jadi Smartphone Gaming Paling Tipis Saat Ini?
Apple gagal memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% yang diwajibkan oleh pemerintah.
Meski perusahaan asal Cupertino itu mengajukan rencana investasi sebesar 100 juta dolar AS untuk membangun pabrik komponen di Bandung, pemerintah Indonesia tetap menolaknya karena proposal tersebut dianggap belum cukup mendukung industri lokal secara adil.
Sementara itu, adopsi teknologi 5G di Indonesia mengalami peningkatan pesat.
Pangsa pasar smartphone 5G melonjak dari 17,1% di 2023 menjadi 25,8% di 2024.
Penurunan harga rata-rata ponsel 5G sebesar 20,4% menjadi sekitar Rp 7,2 juta turut mendorong akselerasi ini.
Baca Juga: Pasar Smartphone Global Diprediksi Capai USD 843 Miliar di 2030, Asia Jadi Motor Utama Pertumbuhan
Artinya, masyarakat mulai menganggap konektivitas 5G bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan baru.
Melihat perkembangan ini, tahun 2025 diprediksi akan menjadi masa transisi menuju pasar yang lebih matang.
Segmen harga menengah ke atas (di atas Rp 7 juta) diperkirakan akan tumbuh, namun bukan berarti segmen bawah kehilangan daya tarik.