Rincian biaya produksi juga mengungkap bahwa komponen paling mahal dalam iPhone 16 Pro adalah sistem kamera belakang senilai 126,95 dolar, diikuti oleh chip A18 Pro senilai 90,85 dolar, serta layar yang dihargai sekitar 37,97 dolar.
Selama ini, Apple dikenal punya margin keuntungan yang cukup sehat, bahkan saat tarif impor hanya 10 persen.
Namun, dengan beban tarif yang kini melonjak lebih dari lima kali lipat, Apple diyakini tak akan sanggup terus menanggung biaya tambahan ini sendirian.
Kondisi ini membuka peluang besar bagi Apple untuk menyesuaikan harga jual iPhone generasi selanjutnya, yakni iPhone 17 series.
Baca Juga: Siap-siap Antre! Infinix Note 50s 5G Plus Bakal Meluncur dengan Teknologi Harum yang Bikin Penasaran
Banyak analis memperkirakan bahwa peluncuran iPhone 17 yang dijadwalkan pada September mendatang akan dibarengi dengan kenaikan harga yang cukup mencolok.
Pihak Apple sendiri belum mengumumkan secara resmi soal penyesuaian harga, tapi melihat tren dan tekanan biaya yang ada, langkah tersebut tampaknya hanya tinggal menunggu waktu.
Kebijakan tarif impor ini bukan cuma berdampak ke Apple, tapi juga menimbulkan efek lanjutan terhadap pasar elektronik global.
Sebagai pemain utama di industri teknologi, keputusan Apple dalam merespons situasi ini kemungkinan besar akan menjadi acuan bagi perusahaan lain.
Sementara itu, bagi konsumen, kabar ini bisa jadi sinyal untuk mulai menyiapkan bujet lebih besar jika berencana mengganti iPhone di tahun ini.
Dengan semua dinamika yang sedang terjadi, satu hal yang pasti: harga iPhone ke depan mungkin tidak akan lagi seperti dulu. ***