Google Play Store Hapus 350 Lebih Aplikasi Berbahaya yang Bikin Lemot, Sudah Cek HP-mu Belum?

photo author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 14:13 WIB
Google hapus 350 aplikasi berbahaya dari Play Store, tapi perangkat kamu masih bisa terancam jika tidak segera dihapus. (HukamaNews.com / Google)
Google hapus 350 aplikasi berbahaya dari Play Store, tapi perangkat kamu masih bisa terancam jika tidak segera dihapus. (HukamaNews.com / Google)

HUKAMANEWS - Google baru saja mengambil langkah tegas dengan menghapus lebih dari 350 aplikasi mencurigakan dari Play Store.

Langkah ini dilakukan setelah terungkapnya skema penipuan besar-besaran yang dikenal dengan nama IconAds, yang ternyata sudah lama mengintai tanpa banyak disadari.

Meski kamu mungkin tidak pernah mendengar soal nama ini sebelumnya, aplikasi-aplikasi tersebut sebenarnya menghasilkan sekitar satu miliar permintaan iklan setiap hari.

Yang jadi masalah, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh pengiklan, tapi juga berpotensi memengaruhi performa ponsel kamu.

Baca Juga: Bedah Tablet Rasa Laptop, Honor MagicPad 3 Bikin Kamu Nggak Mau Balik ke Laptop Berat Lagi, Ini Alasannya!

Meskipun sudah ditarik dari Play Store, sisa-sisa ancaman ini bisa saja masih bercokol diam-diam di perangkat milik pengguna.

Itu sebabnya, penting buat kamu tahu kenapa kasus ini bisa terjadi, dan apa yang sebaiknya dilakukan sekarang.

Skema IconAds terbilang licik, tapi tetap sederhana.

Para pelaku mendesain ratusan aplikasi yang sekilas terlihat sah, dengan ikon dan nama yang sangat mirip dengan aplikasi populer.

Tujuannya jelas: mengecoh pengguna agar mengunduh aplikasi palsu tanpa curiga.

Tapi penipuan ini tidak langsung menyasar dompetmu.

Baca Juga: Butuh 4 Tahun Geser Windows 10 ! Ini Alasan Kenapa Jutaan Orang Tiba-Tiba Pindah ke Windows 11

Target utamanya adalah para pengiklan digital yang ditagih secara tidak sah lewat tayangan iklan palsu yang dijalankan aplikasi di latar belakang.

Dengan cara ini, para penipu bisa meraup untung tanpa membuat pengguna menyadari bahwa ponsel mereka sedang jadi alat kejahatan.

Uniknya, menurut laporan para peneliti keamanan siber, aplikasi-aplikasi ini tidak memiliki perilaku berbahaya secara langsung terhadap data pengguna.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X