Produsen yang lebih kecil seperti Razer dan Framework bahkan menghentikan penjualan mereka di pasar AS sama sekali.
Mereka khawatir margin keuntungan akan terkikis habis jika tetap beroperasi dengan tarif setinggi itu.
Langkah penundaan pengiriman ini diperkirakan akan menciptakan kekosongan pasokan di pasar laptop AS.
Konsumen di sana mungkin bakal menghadapi kelangkaan unit, terutama untuk model-model populer.
Baca Juga: Bocoran CMF Phone 2 Pro, Desain Baru, Chipset Gahar, dan Tiga TWS Sekaligus Siap Gebrak Pasar!
Bahkan CEO Acer sudah mengonfirmasi bahwa harga laptop di pasar Amerika bisa naik sekitar 10 persen.
Ini dilakukan agar perusahaan tetap bisa menjaga kestabilan margin keuntungan meski biaya impor melonjak tajam.
Meski ada jeda penerapan tarif selama 90 hari ke depan untuk beberapa negara, Tiongkok justru dikecualikan dari kebijakan ini.
Dengan kata lain, tarif tinggi akan tetap langsung diberlakukan terhadap produk-produk asal Tiongkok.
Mengingat banyak laptop dirakit di negara tersebut, maka bisa dipastikan dampaknya akan sangat terasa.
Baca Juga: RedMagic 10 Air Siap Rilis 16 April, Jadi Smartphone Gaming Paling Tipis Saat Ini?
Apa artinya buat kamu yang tinggal di luar AS?
Bisa jadi ini jadi peluang menarik.
Pasar di luar AS bisa menjadi sasaran baru bagi produsen laptop yang ingin tetap menjaga perputaran stok dan arus kas.
Di sisi lain, pasar dalam negeri Amerika bakal menghadapi tantangan besar, terutama dalam menjaga kestabilan harga dan suplai.
Artikel Terkait
Resmi Lolos TKDN! Galaxy S25 Edge Siap Rilis di RI, Spek Sultan Mulai Rp17 Jutaan, Worth It Banget?
Harga iPhone Terancam Naik Drastis Akibat Tarif Impor Trump, Pencinta Apple Siap-Siap Kelimpungan!
Samsung Resmi Hentikan Dukungan Software Galaxy S20 Series, Pengguna Diimbau Segera Upgrade
Infinix GT 30 Pro Muncul di Geekbench, Bocoran Spesifikasi Ungkap Performa Tangguh untuk Gaming
Meta Batasi Akses Fitur Instagram untuk Remaja, Ini Aturan Barunya untuk Live Streaming