film

Film A Man Called Otto, Butuh Support Sistem Untuk Segera Bangkit Dari Kedukaan

Minggu, 12 Februari 2023 | 14:19 WIB
A Man Called Otto, Punya Banyak Tips Bangkit Dari Kedukaan (Elizabeth Widowati)

 

Hukamanews.com – Film A Man Called Otto adalah sebuah karya yang mengungkap persoalan kehilangan yang ternyata sangat membawa dampak kepada masalah kesehatan mental manusia.  Dalam sipnosis film A Man Called Otto,  film ini menceritakan bagaimana Otto Anderson seorang pria usia 63 tahun asal kota Pittsburg, Pennsylvania ditinggal istrinya meninggal dunia. Otto yang diperankan Tom Hanks kemudian menjadi seorang pemarah yang tidak lagi melihat tujuan dalam hidup setelah kehilangan.

“Otto sangat umum kita temui disekeliling kita. Berduka pun ada banyak proses tahapan yang harus kita lalui. Mulai dari tahapan denial, anger, kemudian menjadi bargaining, hingga depression, dan akhirnya acceptance.” kata Arum Sukma Kinasih, seorang psikolog di kota Semarang

Baca Juga: Lepas PPKM, Tetap Jaga Kualitas Udara di Lingkunganmu

Berapa lama atau berapa tahun kita melalui proses tahapan dalam berduka, Arum menambahkan tergantung dari masing – masing kepribadian yang kita miliki. Tergantung pula kemampuan kita mengolah kinerja dari otak kita untuk bisa mencerna dari kedukaan tersebut. Terpenting dalam mengelola kedukaan ini, kita harus memiliki alarm kesadaran. Lebih lanjut  Arum juga membagikan tips dalam mengelola kedukaan.

  1. Pentingnya memiliki support sistem

Menjadi sangat penting kita memiliki support sistem entah itu keluarga dekat , orangtua, saudara, teman, atau orang – orang yang sama sekali tidak ada hubungan. Adanya support sistem ini akan sangat membantu kita dalam berpikir. Terlebih otak kita memiliki kemampuan adaptif dalam mengelola kedukaan. Ia akan mencari jalan bagaimana bisa keluar dari persoalan.

  1. Buatlah selembar Goodbye Letter

Untuk mengelola kedukaan yang tengah melanda, kita bisa mulai mencoba menulis sebuah surat. Surat yang didalamnya seperti Goodbye Letter, surat perpisahan kepada orang yang sudah meninggalkan kita. Bisa saja isi surat tersebut berisikan keinginan – keinginan kita yang belum sempat tersampaikan. Atau bisa dalam bentuk journaling, menuliskan kegiatan kita. Alternatif lain, kita juga bisa menuliskan Letter to God, untuk menyampaikan isi hati kita ketika ditinggalkan orang terdekat tersebut. Harapan apa yang kita inginkan setelah ditinggalkannya

Dua kunci ini diharapkan mampu membangkitkan semangat kita dari kedukaan yang mungkin terasa begitu kelam dalam hidup ini. Hingga tak perlu lah, masalah kedukaan ini berakhir dengan cara tragis mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

 

Baca Juga: Siswa PAUD Kota Semarang Antusias Tanam Cabai Secara Serentak Dalam Gerakan Urban Farming

Tags

Terkini