Harga tersebut menjadikannya bukan sekadar smartphone premium, tetapi masuk kategori produk eksperimental yang ditujukan untuk early adopter.
Pengamat industri menilai ini sebagai strategi yang mirip dengan peluncuran generasi pertama Galaxy Fold yang juga hadir terbatas sebelum akhirnya menjadi arus utama.
Selain diproduksi sedikit, Samsung kabarnya hanya akan memasarkan Galaxy Tri-Fold di beberapa negara seperti Korea Selatan, China, Singapura, Taiwan, dan Uni Emirat Arab.
Indonesia kemungkinan besar belum masuk daftar negara rilis awal, sesuatu yang lazim untuk perangkat eksperimental Samsung.
Biasanya brand hanya membawa unit seperti ini ke negara-negara dengan ekosistem teknologi yang kuat dan daya beli tinggi.
Rumor yang beredar sebelumnya menyebutkan Galaxy Tri-Fold akan diperkenalkan secara resmi pada Desember 2025.
Meski demikian, hingga hari ini Samsung belum mengunci tanggal peluncuran sehingga spekulasi masih terus berjalan.
Samsung diperkirakan ingin memastikan kesiapan pasokan dan stabilitas manufaktur sebelum memberi tanggal pasti.
Di ranah opini publik, tanggapan terhadap Tri-Fold cukup beragam.
Sebagian pengguna menilai konsep lipat tiga adalah masa depan perangkat mobile karena menawarkan fleksibilitas maksimal: smartphone, mini tablet, hingga tablet penuh dalam satu perangkat.
Baca Juga: Sertifikasi 3C Ungkap Kejutan Xiaomi 17 Ultra Bawa Fitur Satelit dan Upgrade Kamera Level Dewa!
Namun sebagian lainnya melihat harga yang terlalu tinggi sebagai hambatan utama, apalagi saat tablet konvensional berkualitas bagus kini sudah jauh lebih murah.
Jika melihat konteks global, Samsung sebenarnya sedang menjaga momentum di tengah kompetisi dengan Huawei, Xiaomi, dan brand Tiongkok lain yang agresif mengembangkan teknologi layar fleksibel.
Samsung butuh diferensiasi baru setelah pasar foldable mulai ramai, dan lipat tiga bisa menjadi kartu truf jika berhasil.