Langkah DJI menghadirkan Osmo Nano patut dicermati. Tren kamera aksi mini wearable semakin digandrungi, terutama oleh kreator konten dan traveler yang mengutamakan mobilitas.
Pasar kamera aksi sebelumnya didominasi GoPro dan Insta360, namun DJI tampaknya ingin menantang dengan strategi desain modular dan integrasi aksesori magnetik yang unik.
Publik di forum teknologi juga mulai memberi tanggapan positif. Banyak yang menyebut Osmo Nano bisa menjadi “kamera sehari-hari” karena ukurannya nyaris tak terasa saat dipakai.
Namun, ada pula yang menyoroti keterbatasan waterproof pada dock dan ketergantungan pengisian daya hanya melalui dock.
Baca Juga: iPhone 17 Pro Kena ‘Scratchgate’? Uji Durabilitas Bongkar Masalah di Tepi Kamera
Meski begitu, keunggulan utama Osmo Nano jelas pada bobot, daya tahan baterai, serta fleksibilitas pemasangan.
Jika sukses di pasar, bukan tidak mungkin DJI mampu menggeser persepsi bahwa kamera aksi hanyalah milik satu brand besar saja.
Hadirnya DJI Osmo Nano menunjukkan bagaimana teknologi kamera aksi terus berevolusi menuju arah yang lebih ringan, ringkas, dan ramah pengguna.
Dengan dukungan fitur canggih dan aksesori inovatif, kamera ini bukan hanya ditujukan bagi profesional, tetapi juga pengguna kasual yang ingin mengabadikan momen sehari-hari dengan kualitas tinggi.
Bagi Anda yang hobi traveling, berolahraga ekstrem, atau sekadar ingin merekam aktivitas harian dengan sudut berbeda, Osmo Nano bisa jadi pilihan menarik.
Meski belum tersedia secara global, kehadirannya di pasar Asia bisa menjadi awal baru bagi persaingan kamera aksi mini.
Di tengah semakin padatnya pasar perangkat perekam, DJI tampaknya berhasil menghadirkan sesuatu yang berbeda, sebuah kamera aksi mini yang tak hanya kecil, tetapi juga penuh kemungkinan.***