Apple jelas mengedepankan desain futuristis dengan aluminium unibody baru. Strategi ini terbukti efektif untuk meningkatkan pembuangan panas dan menjaga performa prosesor A19 Bionic tetap stabil.
Namun, dari sisi durability, ada kompromi yang harus diterima pengguna.
Fenomena ini bukan hal baru. Dalam sejarah iPhone, sering muncul “gate” yang viral di komunitas, mulai dari bendgate, antennagate, hingga batterygate.
Menariknya, setiap isu justru memperkuat sorotan publik terhadap Apple, sekaligus membuktikan tingginya ekspektasi konsumen terhadap produk premium.
Beberapa pakar teknologi menilai, kerentanan ini bisa menjadi peluang bagi aksesori pelindung. Pasar casing dan screen protector hampir pasti akan ikut terdongkrak, mengingat harga iPhone 17 Pro yang tak murah.
Baca Juga: Redmi Pad 2 Pro Bocor Jelang Rilis, Bawa Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo 12.000 mAh
Di forum teknologi dan media sosial, respons netizen cukup beragam. Sebagian merasa kecewa karena Apple dianggap “kurang belajar dari pengalaman”, sementara sebagian lain berpendapat masalah ini wajar pada smartphone dengan finishing warna bold.
“Kalau sudah bayar Rp20 juta lebih, masa harus beli casing lagi biar aman? Rasanya kurang fair,” tulis salah satu pengguna di X (dulu Twitter).
Namun ada juga yang realistis. “Desain cakep pasti ada konsekuensinya. Pakai casing dari awal aja, selesai masalah,” komentar netizen lain.
Bagi calon pembeli iPhone 17 Pro, isu ini tentu jadi pertimbangan. Dari sisi performa dan inovasi, iPhone tetap unggul, tetapi untuk urusan durability, pengguna harus ekstra hati-hati.
Solusi paling praktis? Gunakan casing sejak hari pertama. Bagi yang suka tampil tanpa pelindung, sebaiknya pertimbangkan memilih varian warna netral seperti Silver atau Black yang relatif lebih tahan gores.
Pada akhirnya, “scratchgate” mungkin tidak akan meruntuhkan reputasi Apple, tapi jelas menjadi catatan penting bahwa estetika dan ketahanan sering kali harus berkompromi.***