Namun keputusan ini menimbulkan pertanyaan: apakah pengguna rela mengorbankan estetika demi fungsi, atau sebaliknya?
Selain dari sisi ketebalan, bobot iPhone 17 Air juga mengalami penyesuaian signifikan.
Perangkat ini hanya berbobot 145 gram, jauh lebih ringan dibanding Galaxy S25 Edge yang mencapai 163 gram.
Meski begitu, langkah ini juga diiringi pengurangan fitur kamera.
Jika Galaxy S25 Edge hadir dengan dua kamera belakang, iPhone 17 Air justru hanya mengusung satu kamera utama.
Baca Juga: Google Siapkan Fitur Desktop Mode di Android, Tiru Samsung DeX dan Motorola Smart Connect?
Keputusan Apple ini kemungkinan besar diambil untuk menjaga dimensi dan bobot tetap ramping.
Namun hal ini bisa menjadi nilai minus bagi pengguna yang mengutamakan fitur fotografi canggih dari sebuah flagship.
Jika dibandingkan dengan iPhone 16 Plus, iPhone 17 Air jelas membawa DNA yang sangat berbeda.
iPhone 16 Plus dikenal sebagai perangkat berlayar besar dengan kapasitas baterai yang cukup untuk pemakaian seharian, namun ternyata gagal mencuri perhatian pasar.
Harga iPhone 16 Plus juga dinilai terlalu tinggi untuk fitur yang ditawarkan, dengan banderol mulai dari 649 dolar AS untuk varian 128GB dan hingga 1.029 dolar AS untuk versi 256GB.
Apple tampaknya mencoba menebus kegagalan itu dengan iPhone 17 Air, menawarkan daya tarik utama dari desain ramping yang selama ini belum dijamah secara ekstrem oleh kompetitor.
Namun, pertanyaannya kini adalah apakah pasar akan tertarik dengan perangkat yang sangat tipis namun minim daya tahan baterai dan fitur kamera?
Dalam lanskap persaingan ponsel pintar saat ini, faktor desain saja belum tentu cukup.